Virus Corona, Prancis Catat Angka Kematian Harian Tertinggi
- bbc
Prancis melaporkan 833 kematian baru akibat virus corona pada Senin (06/04) malam, angka harian tertinggi sejak wabah Corona Covid-19 dimulai di negara itu.
Jumlah orang yang meninggal dunia akibat Covid-19 kini telah menyentuh 8.911 orang, sementara jumlah orang yang positif mengidap Covid-19 mencapai 98.010 orang.
"Kami belum mencapai puncak epidemi ini," kata Menteri Kesehatan Olivier Véran, memperingatkan.
Angka kematian di Italia juga kembali naik pada Senin (06/04), setelah sempat turun dalam beberapa hari. Namun jumlah korban meninggal di Spanyol menurun selama empat hari berturut-turut.
Kabar ini muncul di tengah laporan bahwa Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dipindahkan ke unit perawatan intensif di rumah sakit di London setelah gejala Covid-19 yang dideritanya memburuk.
Adapun Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan pandemi ini merupakan tantangan terbesar yang pernah dihadapi Uni Eropa dan pemerintahnya siap berkontribusi untuk membantu blok perdagangan itu secara ekonomi.
Apa angka terbaru dari Prancis?
Data yang dirilis kementerian kesehatan Prancis pada Senin (06/04) sore menunjukkan bahwa 605 orang meninggal dunia di rumah sakit dalam 24 jam terakhir dan 228 lainnya meninggal di rumah jompo - keduanya meningkat sebesar 10%.
"Ini belum berakhir. Jauh dari itu. Jalannya panjang. Angka yang saya umumkan menunjukkan ini," kata Véran. "Tetap di rumah dan lanjutkan upaya pengendalian ini."
GEJALA dan PENANGANAN: Covid-19: Demam dan batuk kering terus menerus
PETA dan INFOGRAFIS: Gambaran pasien yang terinfeksi, meninggal dan sembuh di Indonesia dan dunia
VAKSIN: Seberapa cepat vaksin Covid-19 tersedia?
Jumlah orang yang dirawat di unit perawatan intensif Prancis meningkat 1,3% menjadi 7.072 orang.
Véran mengatakan pemerintah juga akan memulai "operasi besar-besaran" untuk menapis rumah-rumah jompo, yang menyumbang 27% tingkat kematian, demi melindungi para penghuninya dengan lebih baik.
Menteri Kesetaraan Prancis, Marlène Schiappa, sementara itu mengatakan telah membuka saluran siaga bagi para pelaku kekerasan dalam rumah tangga untuk mencari pertolongan, di saat keluarga-keluarga berusaha melalui karantina.
Apa yang terjadi di tempat lain di Eropa?
Pandemi ini telah merenggut lebih dari 50.000 nyawa di seluruh benua Eropa.
Angka kematian di Italia adalah yang tertinggi di dunia, mencapai 16.523 orang.
Pada Senin (06/04), pemerintah Italia melaporkan 636 kematian baru. Angka itu bertambah 111 dari tingkat kematian pada Minggu - yang terendah sejak 19 Maret - tapi lebih rendah 45 dari hari Sabtu.
Jumlah infeksi baru bertambah 1.941, tapi melanjutkan tren yang menurun.
Di Spanyol, negara terdampak paling parah kedua di dunia, jumlah kematian harian terus turun, mendorong harapan bahwa negara itu telah melalui puncak wabah. Peningkatan sebesar 637 pada hari Senin - yang terendah dalam 13 hari - berarti total 13.055 orang telah meninggal dunia.
MarÃa José Sierra, kepala deputi komite darurat kesehatan Spanyol, mengatakan laju pertumbuhan wabah tampak melambat "di hampir semua kawasan".
Di Inggris, Departemen Kesehatan mengatakan pada hari Senin bahwa 439 orang meninggal dunia di rumah sakit setelah dinyatakan positif virus corona, menambah totalnya menjadi 5.373.
Ini hari kedua berturut-turut angkanya turun. Tapi Profesor Dame Angela McLean, wakil kepala penasihat ilmiah pemerintah Inggris, mengatakan masih terlalu awal untuk mengatakan apakah penjarakan sosial ampuh dan wabah sedang melambat.
Sementara itu, Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen mengumumkan rencana untuk membuka kembali sekolah dasar mulai 15 April, seiring negara itu berniat mencabut pembatasan sedikit demi sedikit.
Namun ia memperingatkan bahwa itu hanya akan terjadi jika masyarakat menghormati kebijakan saat ini dan jumlah infeksi tetap stabil.
"Ini mungkin akan seperti berjalan di atas tali. Jika kita diam saja kita akan jatuh dan jika kita berjalan terlalu cepat, bisa kacau. Karena itu, kita harus dengan hati mengambil langkah demi langkah," ujarnya dalam sebuah rapat.
Kanselir Austria Sebastian Kurz juga mengatakan ia mempertimbangkan untuk meringankan pembatasan, termasuk mengizinkan beberapa toko non-esensial untuk buka setelah liburan Paskah.