India Lockdown, Polisi Sabet Warga yang Melanggar Pakai Tongkat
- Daily Mail
VIVA – Aparat kepolisian India secara fisik menghukum warga yang masih bandel melanggar kebijakan Lockdown yang ditetapkan imbas wabah Corona yang melanda. Mereka menyabet dan menghukum warga yang masih berkeliaran.
Salah satunya seperti yang terjadi di Mumbai. Seperti dilansir The Hill, Jumat 27 Maret 2020, polisi menyabet warga dengan tongkat sebagai hukuman karena mereka tidak mematuhi perintah untuk tetap berada di rumah.
Selain disabet, bentuk hukuman lain terhadap warga yang masih berkeliaran di jalan dengan memerintahkan untuk melakukan squat atau push-ups. Ini sebagai cara untuk mempermalukan para pelanggar kebijakan lockdown.
Seperti diberitakan sebelumnya, Seluruh penduduk India mulai menjalani karantina wilayah atau lockdown selama tiga pekan penuh mulai pekan ini. Meskipun jumlah korban jiwa saat ini rendah, tapi pemerintah India mulai waspada.
Pada Selasa kemarin, Perdana Menteri India, Narendra Modi, mengatakan kepada penduduk India yang berjumlah sebanyak 1,3 miliar jiwa, bahwa satu-satunya cara menyelamatkan mereka dari virus Corona adalah untuk tidak bepergian.
"Akan ada larangan total untuk keluar dari rumah Anda. Seluruh negeri akan lockdown, lockdown total," kata Modi dalam pidato yang disiarkan televisi, Selasa kemarin, 24 Maret 2020.
Karantina wilayah ini ditempuh setelah terjadi peningkatan tajam kasus COVID-19 dalam beberapa hari terakhir. Tercatat ada 519 kasus yang dikonfirmasi di seluruh India dan 10 kematian.
India yang memiliki populasi 1,3 miliar penduduk ini terpaksa bergabung dengan daftar negara yang sebelumnya sudah memberlakukan kebijakan lockdown. Ini demi menghindari jatuh korban semakin banyak.
India sendiri diketahui tidak memiliki kapasitas medis atau tempat tidur rumah sakit memadai. Mereka juga belajar dari negara-negara lain yang melaporkan kekurangan sarana medis karena wabah tersebut.
Adapun di seluruh dunia, terdapat lebih dari 400 ribu kasus positif, berdasarkan data Universitas Johns Hopkins di Amerika Serikat. Korban meninggal mencapai lebih dari 18.000 ribu orang.