Penanganan COVID-19 Amerika Parah, Ratusan Ribu Masker N95 Kedaluwarsa

Donald Trump.
Sumber :
  • IG Donald Trump.

VIVA – Jumlah penderita Virus Corona atau COVID-19 di Amerika Serikat terus meningkat. Bahkan kini AS sudah berada di peringkat ketujuh dunia dengan total korban mencapai 9.415 orang.

Presiden Donald Trump mengakui telah melakukan upaya maksimal untuk mencegah penyebaran virus itu. Namun, ada sebuah fakta yang terungkap baru-baru ini, tentang buruknya penanganan medis negara adi kuasa itu.

Seperti diberitakan nytimes seperti dikutip VIVA.co.id, Kamis 19 Maret 2020, dalam penanganan COVID-19 Amerika bahkan tak mampu menyediakan masker yang layak pakai bagi warganya.

Ratusan ribu masker yang didistribusikan Amerika ke beberapa negara bagian tak dapat digunakan karena ternyata sudah dalam kondisi kedaluwarsa alias sudah habis masa berlakunya.

Di Kota New York misalnya, pemerintah kota itu mengajukan permintaan 2 juta masker kepada pemerintah pusat. Namun yang didatangkan hanya sebanyak 76 ribu masker saja dan itupun semuanya sudah dalam kondisi kedaluwarsa.

Menurut Komisaris Manajemen Darurat Kota New York, Deanne Criswell, tak cuma masker. Ada juga permintaan tempat tidur tambahan untuk perawatan dan tim medis. Namun tak terealisasikan.

Hal yang sama terjadi di Kota Oregon. Gubernur Oregon, Kate Brown menuturkan, pihaknya telah mengajukan permintaan 400.000 masker N95. Pengajuan dikirimkan ke Wakil Presiden Mike Pence tertanggal 3 Maret 2020. Namun stok masker baru dikirim sepuluh hari kemudian itupun cuma 36.800 masker.

"Sudah sangat tidak memadai. Tidak akan cocok untuk pengaturan bedah," kata Kate Brown.

Dan anehnya, ratusan ribu masker yang diminta tak juga dikirimkan lagi. Padahal yang dikirim pertama tak bisa dipakai. "Kami telah menghubungi administrasi ini setiap hari sejak itu dan kami tidak menerima apa pun," ujarnya.

Untuk diketahui, hingga saat ini sudah 115 penderita corona di AS yang meninggal dunia, dan AS baru bisa menyembuhkan 106 penderita saja.

Baca: Kondisi Amerika Memburuk, Jumlah Penderita COVID-19 Meledak