Tembaki Mal dengan Brutal, Tentara Thailand Unggah Video dan Selfie
VIVA – Seorang tentara Thailand menembak secara brutal di sebuah mal hingga melukai lebih dari 20 orang. Aksi penembakan itu pun direkam dalam sebuah video yang dibagikan di laman Facebook.
Penyerangan itu dilakukan di timur laut kota Nakhon Ratchasima pada sore hari di sebuah barak tentara. Saat pelaku, Sersan Mayor Jakrapanth Thomma melakukan penembakan, tiga orang tewas, satu di antaranya adalah tentara.
"Dia mencuri kendaraan tentara dan membawanya ke pusat kota," kata Letnan Kolonel Mongkol Kuptasiri seperti dikutip The Straits Times.
Media lokal melaporkan bahwa pelaku mengambil senjata dari gudang senjata tentara sebelum melakukan aksi penembakan di pusat kota.
Dalam insiden yang terjadi begitu cepat, pihak berwajib bisa memastikan laporan sejumlah media lokal yang menyatakan pelaku menyandera 16 orang. Juru bicara polisi Krissana Phathanacharoen mengatakan dalam pesan yang dikirim kepada para pewarta, sedikitnya 17 orang tewas dan 21 orang terluka dalam penembakan tersebut.
Banyak video dan foto yang beredar di dunia maya yang menggambarkan suasana penuh kepanikan di jalan utama kota tersebut yang dikenal dengan Korat. Orang-orang berlarian di tengah suara tembakan yang menggema di udara.
Pelaku lalu mengunggah foto dirinya dan menuliskan beberapa kalimat di laman Facebooknya. Salah satunya berbunyi, "haruskan aku menyerah' dan 'tidak ada yang bisa melarikan diri dari kematian'.
Dalam sebuah video Faceabook, kini sudah dihapus, pelaku penembakan menggunakan helm tentara, merekam dari sebuah mobil jeep dan mengatakan, 'Aku lelah...aku tidak bisa menarik jariku lagi', dan menunjukkan simbol yang menyinggung dengan tangannya.
Ada juga beberapa foto dari pria yang memakai masker ski memegang pistol.
"Pelaku menggunakan senapan mesin dan menembak korban-korban tak bersalah sehingga banyak yang terluka dan tewas," kata Krissana kepada AFP.
Sementara itu, Facebook mengatakan sudah menghapus akun dari pelaku penembakan tersebut dan menghapus konten apapun yang berhubungan dengan penyerangan yang melanggar kebijakan mereka.
"Duka kami untuk para korban, keluarga mereka dan masyarakat yang terdampak tragedi ini di Thailand. Tidak ada tempat di Facebook bagi orang-orang yang melakukan kekejaman seperti ini, atau kami membiarkan orang memuji atau mendukung penyerangan ini," ujar perwakilan Facebook dalam pernyataannya.
Dalam pernyataan itu juga disebutkan bahwa akun pelaku sudah dihapus dari Facebook dan akan terus memantau selama 24 jam konten-konten melanggar yang berkaitan dengan penyerangan.
Thailand merupakan salah satu negara dengan tingkat kepemilikan senjata tertinggi di dunia, tapi penembakan massal oleh tentara yang menargetkan sipil sangat jarang terjadi.