Sopir Taksi Sembuh dari Corona: Saya Mengalahkannya, Kalian Juga Bisa
- dw
Seorang pengemudi taksi asal Thailand yang terinfeksi virus corona jenis baru (2019-nCov) akibat tertular dari wisatawan China, akhirnya dinyatakan sembuh. Pria yang tidak diketahui namanya ini menjadi pasien pertama di Thailand yang tertular penyakit ini lewat penularan antar manusia. pada 31 Januari 2020.
Ia mempunyai keinginan kuat agar orang-orang di kota Wuhan, yang menjadi pusat penyebaran virus corona, terus memerangi virus tersebut.
“Saya menonton berita setiap hari dari ruang karantina dan mengirimkan semangat ke Wuhan,” ujar pengemudi taksi berusia 50 tahun itu, yang mengenakan masker bedah untuk menyembunyikan identitasnya di sebuah konferensi pers.
“Bahkan saya pun bisa mengalahkannya. Kalian juga bisa,” sebutnya, setelah diperbolehkan pulang dari rumah sakit.
Thailand menjadi negara kedua setelah China yang memiliki pasien terinfeksi virus corona terbanyak. Dibandingkan negara-negara lain, orang yang terinfeksi virus corona di Thailand berjumlah 25 kasus.
Sebanyak sembilan orang telah dinyatakan pulih dan 16 pasien lainnya masih dalam perawatan. Virus corona jenis baru ini telah membunuh hampir 500 orang dan hampir semuanya di China.
“Ketika saya tahu saya terinfeksi virus, saya menangis karena saya harus menjaga keluarga saya,” ujarnya. “Tapi saya tidak marah kepada turis atau orang China. Saya mengemudikan taksi, turis adalah sumber penghasilan saya.''
Tahun 2019, sebanyak 11 juta wisatawan yang datang ke Thailand berasal dari China.
Pengemudi taksi itu memeriksakan dirinya ke rumah sakit setelah ia mengalami batuk berat. Dokter memuji kesigapan pengemudi taksi tersebut karena segera memeriksakan diri dan meninggalkan pekerjaannya ketika ia jatuh sakit. Semua keluarga pengemudi taksi itu dinyatakan negatif terhadap virus corona.
China tutup lebih banyak kota untuk cegah penyebaran virus
Dengan lebih dari 24 ribu kasus infeksi virus corona, otoritas China telah menerapkan penutupan kota Wuhan dan kota-kota lain di provinsi Hubei, sejak pekan lalu.
Kekhawatiran global terhadap penyebaran virus ini telah meningkat setelah ditemukan beberapa kasus penularan virus corona terhadap orang-orang yang bahkan tidak pernah mengunjungi China.
Sekitar 56 juta orang tinggal di dalam kota-kota yang ditutup sementara oleh pemerintah China di Provinsi Hubei. Sementara di Hangzhou, yang letaknya sekitar 175 kilometer dari Shanghai, otoritas China membangun pagar hijau untuk memblokir jalan di dekat perusahaan teknologi terbesar, Alibaba.
Suasana di sekitar perusahaan itu terlihat sepi, hanya tampak pengantar paket masuk dan keluar dari kawasan perumahan berpagar di dekatnya untuk mengantarkan barang-barang belanjaan.
Perusahaan Alibaba berada di dalam salah satu dari tiga distrik, yang dihuni oleh sekitar 3 juta orang. Warga di distrik ini diberitahu pekan ini bahwa hanya satu orang per rumah yang diizinkan keluar, setiap dua hari untuk membeli kebutuhan.
"Tolong jangan keluar, jangan keluar, jangan keluar!" begitu bunyi pesan yang terdengar dari pengeras suara. Seruan itu juga mendesak agar orang-orang memakai masker, mencuci tangan secara teratur dan melaporkan bila ada orang-orang yang terinfeksi virus corona.
Setidaknya tiga kota di provinsi Zhejiang timur, yakni Taizhou, Wenzhou dan beberapa bagian Ningbo, telah memberlakukan penutupan kota yang di dalamnya terdapat sekitar 18 juta orang.
pkp/yf (Reuters/ AFP)