Dunia Semakin Terbalik, Ini Buktinya
- U-Report
Beberapa korban perkosaan mungkin mendapat keadilan ketika melaporkan kejahatan yang terjadi padanya. Tapi tidak selalu begitu.
Beberapa tahun terakhir banyak kasus laporan pemerkosaan yang melibatkan nama besar seperti produser film Harvey Weinstein dan aktor Bill Cosby.
Beberapa kasus perkosaan berkelompok juga dapat perhatian media seperti kasus "gerombolan serigala" di Spanyol dan kasus serupa di India.
#MeToo
Kasus-kasus ini memicu gerakan global seperti #MeToo dan popularitas nyanyian dan tarian "The rapist is you".
Namun kesadaran saja tidak cukup karena korban butuh keadilan. Sejauh ini, menurut lembaga advokasi, jumlah hukuman pemerkosaan tidak meningkat terlalu tajam meskipun banyaknya laporan.
Di Inggris, dakwaan pemerkosaan tahun 2019 merupakan yang terendah dalam sepuluh tahun terakhir. Dari 100 kasus yang ditangani, hanya tiga yang berakhir dengan hukuman penjara.
Sepuluh tahun lalu, lebih besar kemungkinan pemerkosa dihukum di Inggris Raya.
Kasus di Siprus
Orit Sulitzeanu (kanan) bersama para pegiat dari Israel untuk mendukung remaja perempuan yang mengaku diperkosa oleh 12 pria. - Reuters
Minggu ini, seorang remaja perempuan Inggris akhirnya berhasil pulang ke negerinya sesudah terlibat pertarungan hukum di Siprus.
Ia dipenjara lantaran dituduh telah berbohong bahwa dirinya diperkosa.
Kasusnya bermula bulan Juli 2019 ketika ia melapor ke polisi bahwa 12 orang pria Israel menyerbu ke kamarnya dan memerkosanya. Saat itu ia sedang berhubungan seks suka sama suka dengan seorang teman para pria itu.
Ia diperiksa selama 12 jam oleh polisi tanpa didampingi pengacara. Sampai akhirnya ia menarik pengaduannya.
Para pria itu ditahan, tapi tidak diminta untuk bersaksi di pengadilan.
Mereka kemudian dibebaskan, dan si remaja perempuan ini dipenjara dengan tuduhan telah berdusta.
"Ia diminta untuk membuat pernyataan berbeda, dan dipaksa bikin kesaksian palsu," kata ibu si remaja perempuan ini kepada BBC.
"Ia bilang ke saya, ia sangat ketakutan ketika melalui seluruh proses itu," tambah si ibu.
Si remaja perempuan ini berkata bahwa polisi Siprus telah memaksanya untuk berkata bahwa ia berbohong, dan ini dibantah oleh kepolisian Siprus.
Sementara pengadilan berlangsung, pegiat hak perempuan - termasuk yang datang langsung dari Israel - melakukan protes mendukung si korban pelapor.
"Pengadilan Siprus, kalian seharusnya malu," teriak mereka.
Si perempuan kini telah dibebaskan, tapi ia jadi punya catatan kriminalitas.
Kata si ibu, anaknya kini mengalami gangguan trauma pasca-stress. Pengacaranya berkata akan membawa kasus ini ke Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa.
"Kasus ini masih jauh dari selesai," kata si pengacara.
" Menjatuhkan moral perempuan "
Pemerkosa "La manada" termasuk anggota Garda Sipil (Antonio Manuel Guerrero di foto ini) dan anggota tentara Spanyol. - EPA
Di mana pun pemerkosaan dan pelecehan seksual terjadi, di AS, India, Siprus, Inggris atau Indonesia, peristiwa yang menyusulnya berakibat besar bagi perempuan.
Para korban merasa bahwa polisi, pengadilan, publik dan media lebih banyak mempersoalkan mereka ketimbang mempersoalkan pelaku.
"Ini menjatuhkan moral perempuan," kata Katie Russel, juru bicara organisasi Rape Crisis England and Wales.
Komisioner pada Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan, Mariana Amiruddin menyatakan perempuan yang mengadukan pelecehan seksual juga mengalami hal serupa Indonesia.
"Trennya adalah dengan menggunakan undang-undang ITE (informasi dan transaksi elektronik) untuk melaporkan balik si pengadu dengan tuduhan pencemaran nama baik," kata Mariana.
Kasus yang mencolok dalam hal ini di Indonesia adalah yang terjadi pada Baiq Nuril di Nusa Tenggara Barat.
Baiq Nuril
Di Indonesia, korban yang dihukum karena mengadukan pelecehan seksual terhadapnya terjadi pada Baiq Nuril.
Ia merekam percakapan telepon dengan atasannya yang dianggap pelecehan seksual. Ia kemudian malah diperiksa polisi dan dihukum karena dianggap menyebarkan konten pornografi.
Baiq Nuril akhirnya mendapat amnesti dari presiden, tetapi ia sempat mengalami tekanan mental yang sangat besar sehingga .
Baiq Nuril bebas, tetapi tak ada sanksi bagi atasannya yang dituduh melakukan pelecehan seksual tersebut.
Secara umum, menurut Mariana, hampir 100% korban pemerkosaan tidak mau mengadukan masalahnya. Adanya hambatan seperti itu akan membuat mereka semakin enggan.
"Biasanya pengaduan yang kami temui adalah kasus pemerkosaan inses yang diadukan paman atau ibu atau teman-teman korban yang mengalami trauma psikologis yang besar," katanya.
" Perlu perubahan budaya "
Kekerasan seks terhadap perempuan menjadi fokus di India dalam beberapa tahun terakhir. - Getty Images
Persetujuan dalam soal hubungan seks adalah persoalan besar dalam berbagai budaya.
Di beberapa negara, seperti di Inggris, berhubungan seks dengan orang yang tak memberikan persetujuan dianggap pemerkosaan.
Di Swedia, . Namun ini tidak sama di banyak negara lain.
Di India, dalam perjalanan untuk bersaksi atas pemerkosaan yang menimpa dirinya bulan Desember 2019.
" Perubahan budaya "
"Perlu ada perubahan budaya untuk menghapus stereotip yang memungkinkan pelaku dibebaskan," kata Orit Sulitzeanu, pimpinan Association of Rape Crisis Centers di Israel.
Ia ke Siprus untuk membela si remaja perempuan yang dituduh berbohong tadi.
Di Indonesia, Mariana menekankan pentingnya segera disahkannya RUU Penghapusan Kekerasan Seksual yang menyediakan perlindungan hukum kepada korban.
"Selain perlindungan hukum, perlu ada perubahan budaya," kata Mariana, "termasuk perlunya perspektif aparat penegak hukum dalam memahami apa itu pemerkosaan dalam arti luas," ujarnya.
Korban pemerkosaan, media sosial dan pornografi balas dendam
Penyelidikan BBC menemukan situs porno mengambil untung dari "pornografi balas dendam" dan tidak menghapus video-video yang dilaporkan. - Getty Images
Korban pemerkosaan - apapun kebangsaannya - tidak hanya berurusan dengan akibat fisik dan psikis dari serangan yang mereka alami.
Terkadang korban pemerkosaan malah sering diperlakukan seperti pelaku kejahatan.
Korban dan keluarganya kerap diledek di media sosial, terkadang dalam bentuk pornografi balas dendam, yang mendatangkan trauma tambahan yang sangat besar.
Beberapa jam sesudah dugaan pemerkosaan di Siprus, muncul sebuah video yang memperlihatkan beberapa pria sedang berhubungan seks dengan remaja perempuan Inggris.
Demikian pula yang terjadi dengan korban "gerombolan serigala" di Spanyol.
Memang tuduhan pemerkosaan palsu terjadi, tetapi sangat jarang, diperkirakan kurang dari satu persen.
Lagipula, siapa yang bersedia mengadu dan membuat hidup mereka diperiksa publik sedemikian rupa?
- BBC
Jika Anda termasuk mengalami hal yang ditulis dalam artikel ini, silakan hubungi Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) di alamat Jl. Latuharhary No.4B, RT.1/RW.4, Menteng, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10310, Indonesia, telepon 021 3903963.