Iran Akui Tak Sengaja Tembak Jatuh Pesawat Ukraina, Ini Fakta-faktanya
- theguardian
VIVA – Iran telah mengaku bahwa pihaknya secara tidak sengaja menembak jatuh pesawat jet penumpang Ukraina yang menewaskan semua 176 orang di dalamnya.
Investigasi menemukan bahwa rudal diluncurkan karena kesalahan manusia (human error). Demikian menurut Presiden Iran, Hassan Rouhani. Dia menggambarkan kecelakaan itu sebagai kesalahan yang tak termaafkan.
Militer Iran mengatakan jet itu mengarah ke situs sensitif milik Pengawal Revolusi Iran dan kemudian dikira sebagai rudal jelajah. Demikian dilansir dari laman BBC, Minggu, 12 Januari 2020.
Pesawat Ukraina International Airlines PS752 terbang pada hari Rabu, 8 Januari 2020, hanya beberapa jam setelah Iran melakukan serangan rudal pada dua pangkalan udara yang menampung pasukan Amerika Serikat di Irak.
Serangan itu merupakan tanggapan terhadap pembunuhan komandan senior Iran Qasem Soleimani dalam serangan pesawat tak berawak AS di Baghdad pada 3 Januari 2020 lalu.
Iran awalnya membantah laporan bahwa salah satu rudalnya telah menjatuhkan pesawat Ukraina di dekat ibu kota, Teheran. Namun, tekanan dengan cepat meningkat setelah para pejabat intelijen Barat mengatakan kalau bukti-bukti yang ada menunjuk pada keterlibatan Iran.
Pesawat Ukraina yang sedang dalam perjalanan ke Kyiv, jatuh di dekat Bandara Imam Khomeini tak lama setelah lepas landas. Para penumpang yang menjadi korban meninggal termasuk lusinan warga Iran dan Kanada, serta warga negara Ukraina, Inggris, Afghanistan dan Jerman.
Penjelasan apa yang diberikan Iran?
Pada Sabtu pagi, 11 Januari 2020, pernyataan militer Iran yang dibacakan di TV pemerintah mengumumkan, mereka telah menembak Ukrania International Airlines PS752 dengan rudal karena kesalahan.
Dikatakan pesawat telah berbalik ke arah pusat militer sensitif dari Pengawal Revolusi, pasukan yang dibentuk untuk mempertahankan sistem Islam negara itu. Pernyataan itu mengatakan, pesawat itu memiliki postur terbang dan ketinggian target musuh.
Karena meningkatnya ketegangan dengan AS, militer Iran disebut berada pada tingkat kesiapan tertinggi.
"Dalam kondisi seperti itu, karena kesalahan manusia dan dengan cara yang tidak disengaja, pesawat itu ditembak," tambah pernyataan tersebut.
Militer Iran pun meminta maaf karena telah membuat kesalahan yang benar-benar fatal. Mereka mengatakan akan meningkatkan sistemnya untuk mencegah kesalahan seperti itu di masa depan. Dikatakan pula bahwa mereka yang bertanggung jawab akan dimintai pertanggungjawaban dan dituntut.
Di sisi lain, Ukraine International Airlines membantah bahwa pesawat berbelok dari jalur seharusnya sebelum kecelakaan. Mereka juga mengatakan bahwa pemerintah seharusnya menutup bandara, mengingat tengah terjadi ketegangan di wilayah Iran.
Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh, komandan dirgantara Pengawal Revolusi, mengatakan bahwa pasukannya mengambil tanggung jawab penuh atas kecelakaan itu. Menurutnya, permintaan telah dibuat untuk zona larangan terbang di daerah itu sebelum insiden tersebut, tetapi, untuk alasan yang tidak jelas, permintaan ini ditolak.
Jenderal Hajizadeh juga mengatakan pesawat itu ditembak jatuh oleh rudal jarak dekat yang meledak di sebelahnya. Dia mengatakan dia memberi tahu pihak berwenang tentang apa yang terjadi pada hari Rabu, beberapa hari sebelum Iran secara terbuka mengakui keterlibatannya dalam peristiwa ini.
Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei memerintahkan militer untuk menyelidiki kemungkinan kekurangan atau kesalahan yang menyebabkan kecelakaan itu.
Dalam sebuah pernyataan, dia mengatakan, ada bukti kesalahan manusia dan mengonfirmasi bahwa dia telah meminta pihak berwenang terkait untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk mencegah hal itu kembali terjadi.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Javad Zarif meminta maaf kepada keluarga para korban, tetapi menyalahkan AS.
"Kesalahan manusia pada saat krisis yang disebabkan oleh petualangan AS menyebabkan bencana ini," katanya.
Dan duta besar Iran untuk Inggris, Hamid Baeidinejad, meminta maaf karena berbagi temuan yang salah"tentang kecelakaan itu. Dia mengatakan bahwa sebelumnya Iran yakin bahwa rudal belum diluncurkan.
"Saya menyampaikan temuan resmi bahwa rudal tidak dapat ditembakkan dan menembak pesawat Ukraina pada periode waktu itu. Saya minta maaf," ucapnya.