Iran Harus Tanggung Jawab Penuh karena Merudal Pesawat Ukraina
- theguardian
VIVA – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuntut penyelidikan penuh, mengakui kesalahan secara resmi dan kompensasi dari Iran, setelah insiden jatuhnya pesawat penumpang Ukraina.
Pernyataan tersebut dikeluarkan Zelensky tak lama setelah Iran mengaku secara keliru telah menembak jatuh pesawat komersil Ukraina dan menewaskan 176 orang penumpang pada 8 Januari 2020.
Penembakan pesawat itu terjadi di hari yang sama saat Iran menembaki situs militr Amerika Serikat di Irak, sebagai balasan atas pembunuhan komandan militer, Qassem Soleimani.
"Iran telah mengaku bersalah menembak pesawat Ukraina. Tetapi kami bersikeras menuntut pengakuan penuh atas kesalahan tersebut," tulis Zeleskyy di Facebook.
"Kami mengharapkan jaminan kesiapan Iran untuk penyelidikan penuh dan terbuka, membawa mereka yang bertanggung jawab ke pengadilan, mengembalikan jenazah, pembayaran kompensasi serta permintaan resmi melalui saluran diplomatik," ujarnya, dilansir Al Jazeera, Sabtu 11 Januari 2020.
Sebelumnya, pemerintah Iran mengakui bahwa militernya secara tidak sengaja menembak jatuh pesawat Ukraina dan menyebutnya sebagai human error. Militer Iran mengira pesawat terbut sebagai pesawat musuh yang terbang dekat situs militer yang sensitif.
Kesalahan itu terjadi sebagai karena pihak Iran berada pada tingkat kesiapan tertinggi di tengah ketegangan yang meningkat dengan Amerika Serikat. Mereka telah meminta maaf dan mengatakan akan meningkatkan sistem untuk mencegah tragedi serupa di masa depan.
Dalam sebuah pernyataan, Presiden Iran Hassan Rouhani mengungkapkan sangat menyesali kesalahan tersebut. "Doa saya ditujukan kepada semua keluarga yang sedang berkabung. Saya menyampaikan belasungkawa yang tulus. Penyelidikan terus berlanjut untuk megidentifikasi dan menuntut tragedis besar yang tak termaafkan ini," ungkap Rouhani.
Untuk diketahhui pesawat Boeing 737-800 yang dioperasikan oleh Ukraine International Airlines itu jatuh di pinggiran kota Teheran pada saat lepas landas, hanya beberapa jam setelah Iran meluncurkan rentetan rudal pada pasukan AS di Irak.