Iran Balas Dendam, Gempur Pangkalan Militer AS di Irak
- The Guardian
VIVA – Iran telah meluncurkan serangan rudal yang diarahkan ke pasukan Amerika Serikat di Irak. Hal ini sebagai upaya balas dendam atas pembunuhan Jenderal Iran Qassem Soleimani beberapa waktu lalu.
Seperti dilansir dari The Guardian, Pentagon mengonfirmasi bahwa ada dua pangkalan militernya di Irak yang digempur dari 12 rudal oleh militer Iran. Kedua pangkalan militer itu, yakni pangkalan udara al-Asad di Provinsi Anbar dan pangkalan udara Erbil di Irak Utara.
Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC), di mana Soleimani menjadi angotanya, mengeluarkan pernyataan bahwa pasukan udaranya telah berhasil meluncurkan puluhan rudal balistik ke Pangkalan Militer Al-Assad sebagai bentuk balas dendam kematian Jenderal Qassem Soleimani.
Sejumlah situs berita Iran menunjukkan rekaman video dari rudal yang diluncurkan ke langit. Sementara Juru Bicara Gedung Putih Stephanie Grisham mengatakan sudah menerima laporan terkait serangan terhadap sejumlah fasilitas Amerika Serikat di Irak.
Presiden Donald Trump sudah memberikan arahan dan sedang memantau situasi dengan cermat. Dia juga telah berkonsultasi dengan tim keamanan nasional terkait serangan balasan tersebut.
“Sekitar pukul 17.30 (waktu Washington, 01.30 di Irak) pada tanggal 7 Januari, Iran meluncurkan lebih dari selusin rudal balistik terhadap militer dan pasukan koalisi AS di Irak. Jelas bahwa rudal tersebut diluncurkan dari Iran dan menargetkan setidaknya dua pangkalan militer Irak yang menampung pasukan AS dan koalisi di Al Asad (Erbil)," ujarnya.
Grisham bilang, pangkalan-pangkalan AS saat ini telah siaga tinggi dan semua langkah-langkah yang tepat telah diambil untuk melindungi pasukan dan koalisi AS.
“Karena situasinya bersifat dinamis, kami akan terus memberikan kabar update jika ada," ujarnya.
Sebelumnya, pangkalan militer al-Asad telah menjadi target milisi Syiah yang didukung Iran. Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Iran, Ali Shamkhani mengatakan ada 13 skenario balas dendam sedang dipertimbangkan setelah kematian Kepala Pasukan Elit Iran Qassem Suleimani. Bahkan, opsi yang paling terbatas sekali pun akan menjadi mimpi buruk bersejarah bagi AS.
"Sebanyak 27 pangkalan militer AS yang paling dekat dengan perbatasan Iran sudah dalam keadaan siaga tinggi, mereka tahu kemungkinan akan diserang rudal jarak menengah dan panjang," kata Ali.