Marak Pekerja China, Presiden Janji Utamakan dari Lokal
- www.technologyreview.com
VIVA – Presiden Rodrigo Duterte menegaskan tetap mengutamakan pekerja lokal atau Filipina ketimbang pekerja asing. Hal ini menjawab kekhawatiran mayoritas warga Filipina dengan meningkatnya jumlah warga negara China yang bekerja di sana, khususnya ibu kota Manila.
Juru Bicara Kepresidenan Salvador Panelo, seperti dikutip dari News.abs-cbn, Sabtu, 8 Desember 2019, mengaku menjamin nasib pekerja Filipina melalui kebijakan imigrasi dan perburuhan yang ketat bagi pekerja asing.
Bahkan, ia mencatat bahwa pekerja China, secara perlahan-lahan, telah berasimilasi mulus di dalam cara hidup orang Filipina selama berabad-abad.
"Kami jamin orang Filipina tidak akan susah cari kerja. Pemerintahan secara ketat terus menegakkan hukum, terutama yang berkaitan dengan kebijakan imigrasi dan perburuhan.
"Presiden juga berjanji akan memprioritaskan kepentingan rakyat Filipina dan tenaga kerja lokal di atas segala-galanya," tutur Panelo.
Sebagai informasi, sebuah survei yang dilakukan lembaga independen, The Social Weather Stations, menunjukkan bahwa 70 persen orang dewasa Filipina khawatir dengan meningkatnya jumlah pekerja China.
Dari persentase tersebut sebanyak 31 persen sangat khawatir dan 39 persen agak khawatir. Bahkan, maraknya pekerja China di Filipina dianggap sebagai ancaman keamanan nasional.
Kendati demikian, Panelo mencatat bahwa hasil survei itu tidak lagi mengejutkan mengingat bahwa pertanyaan diutarakan dengan asumsi bahwa 'ada penyebab kekhawatiran'.
Sebelumnya, para petugas imigrasi dengan dukungan personel tentara Filipina berhasil menangkap lebih dari 300 warga China atas dugaan kejahatan siber.
Penangkapan ini dilakukan sepekan setelah ratusan warga China juga ditangkap dalam operasi terkait penipuan investasi.
Direktorat Jenderal Keimigrasian Filipina menyatakan bahwa 324 warga China ditangkap di kota Puerto Princesa di Pulau Palawan dalam operasi penggerebekan yang berlangsung pertengahan September 2019.
Penggerebekan di Palawan ini bermula dari laporan yang dibuat para pejabat lokal mengenai keberadaan para pekerja China ilegal di Puerto Princesa.
Filipina telah mengalami lonjakan kedatangan turis dan pekerja asal China sejak Presiden Rodrigo Duterte menjabat pada pertengahan 2016.
Lonjakan pendatang asal China itu menimbulkan berbagai dampak, dan otoritas menduga banyak dari mereka yang bekerja secara ilegal pada industri judi online.