Puluhan Mahasiswa Indonesia Berguru di Peternakan Australia
- abc
Setiap tahunnya Australia dan Indonesia terlibat dalam program peternakan "NTCA Indonesia-Australia Pastoral Program" (NIAPP) dengan membawa mahasiswa peternakan dari Indonesia ke Kawasan Australia Utara (Northern Territory/NT).
Selama berada di NT, mereka mempelajari sejumlah keahlian yang harus dimiliki di peternakan Australia, seperti menunggang kuda, naik sepeda motor, merawat hewan ternak, dan memompa air dari tanah.
Para peserta saat ini sedang mengikuti pelatihan di Alice Spings, sebelum melakukan praktik kerja di peternakan Australia Utara selama enam minggu.
Foto: NTCA
Ada 20 mahasiswa yang mengikuti program ini dan untuk pertama kalinya dalam sejarah, 11 diantaranya adalah peserta perempuan.
Salah satu mahasiswi, Luthfin Abidah mengatakan sebenarnya ada banyak perempuan di Indonesia yang tertarik dengan industri perternakan.
Ia sendiri terinspirasi dengan peran peternak perempuan di Kawasan Australia Utara.
"Apa yang saya sukai di sini perempuan memiliki hak yang sama dengan pria," katanya.
"Kita bisa menunggang kuda, mesin manual, dan sebagainya. Di Indonesia banyak perempuan tidak tahu naik kuda ... kita hanya naik sepeda motor."
Seiring meningkatnya akses pendidikan dan kesempatan kerja bagi perempuan, Luthfin berharap akan melihat lebih banyak perempuan yang berkiprah di peternakan Indonesia di masa depan.
"Saya rasa perempuan juga bisa menjadi peternak yang lebih baik; kami sabar dan kami juga bisa mengelola banyak hal di saat yang bersamaan," katanya.
"Kagum" dengan luasnya peternakan
Kebanyakan peserta NIAPP belum pernah ke Australia sebelumnya. Selama di Indonesia mereka juga lebih terbiasa melihat peternakan dalam skala kecil.
Ferdian Sunan Dito, peserta lainnya, mengatakan belum pernah melihat peternakan seperti di NT sebelumnya dan ia "kagum" dengan ukurannya yang besar.
"Sama sekali berbeda dengan Indonesia, cuaca, makanan, cara merawat ternak [dan] industri daging sapi sangat berbeda," katanya.
"Sejauh mata memandang adalah hamparan luas dan sangat cocok untuk beternak sapi."
Ferdian mengatakan ia sudah sabar lagi untuk bisa belajar banyak keterampilan praktik selama program ini.
"Saya berharap untuk belajar banyak hal, seperti menunggang kuda, [memahami] alam, bagaimana mengemudikan mesin, dan terutama bagaimana mengelola ternak," katanya.
"Saya ingin belajar bagaimana mereka melakukan hal-hal ini di sini, untuk kemudian ilmunya dibawa ke negara saya dan meningkatkan industri ternak di Indonesia."
Foto: NTCA
Kesejahteraan hewan jadi fokus
Stephanie Frankham dari NIAAP mengatakan program tahunan yang sudah berjalan tujuh tahun ini dikembangkan sebagai cara untuk membangun kembali hubungan peternakan antara Indonesia dan Australia setelah larangan ekspor hewan ternak di tahun 2011.
Ia mengatakan program ini memberi kesempatan kepada para mahasiswa untuk memahami bagaimana hewan ternak masuk ke Indonesia melalui sistem ekspor. Perawatan hewan ternak menjadi salah satu fokus utama dari program ini.
"Kebanyakan pengalaman mereka dapatkan dari kuliah, seperti pergi ke tempat pemberian pakan, pemotongan hewan, dan mendapatkan pemahaman secara umum soal pembibibitan dan genetika di universitas," katanya.
"Jadi di sini kita hanya mengajak mereka untuk melihat industri peternakan yang lebih luas secara keseluruhan."
"Bagian besar program ini adalah soal kesejahteraan hewan ternak, memberikan pemahaman tentang apa yang warga Australia harapkan dan tingkat tanggung jawab kita."
Ia akan membawa para mahasiswa ke berbagai peternakan di mana mereka akan melihat lebih banyak sisi dari industri ternak NT.
"Mereka akan melihat banyak aspek yang berbeda-beda dari industri NT."
Dapatkan informasi soal tinggal, studi, dan kerja di Australia hanya di ABC Indonesia dan bergabunglah dengan komunitas kami di Facebook.