Tindakan Amerika Serikat Sanksi Menlu Iran Dicap Kekanak-kanakan
- U-Report
VIVA – Iran menuduh Amerika Serikat, bertindak kekanak-kanakan, setelah Washington memberlakukan sanksi atas Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif. Kondisi tersebut, akan semakin meningkatkan ketegangan antara kedua negara.
Kekhawatiran akan terjadinya perang d wilayah Timur Tengah telah meningkat sejak Amerika Serikat membatalkan Perjanjian Nuklir 2015, antara negara-negara adidaya dengan Iran tahun lalu. Amerika Serkat menark diri dan kemudian merevisi sanksi terhadap Teheran. Sanksi yang diberikan lebih berat dengan tujuan menekan Iran agar tak melakukan pengayaan uranium.
Iran tak diam dan membalasnya dengan melanjutkan pengayaan uranium ke tingkat lebih tinggi. Reaksi ini kemudian dinilai oleh negara-negara Barat sebagai sebut potensi untuk mengembangkan bom atom. Namun demikian Iran membantah memiliki tujuan semacam itu.
Setelah beberapa serangan terhadap tanker minyak Iran pada Mei dan Juni 2019 lalu, Presiden AS Donald Trump telah berusaha mengerahkan koalisi militer untuk mengamankan perairan Teluk.
Namun, sekutu Eropa telah melobi, karena khawatir langkah justru tersebut akan memprovokasi konflik terbuka. Berkali-kali, Trump menuduh bahwa Iran adalah aktor di balik serangan maupun sabotase terhadap kapal-kapal tanker milik negara Barat. Walau Iran terus pula membantahnya.
Sementara itu, negara-negara Eropa telah menyerukan adanya perjanjian nuklir untuk meredakan konflik diplomasi. Sayangnya, Teheran dan Washington memilih untuk mengambil tindakan keras. Rabu pekan ini, Trump malah menjatuhkan sanksi atas Menteri Luar Negeri Iran.
Iran juga berkali-kali mencoba meminta negara-negara Eropa agar membantu meringankan sanksi terhadap Iran. Namun hal tersebut belum berbuah manis.
"Mereka (Amerika) menggunakan perilaku kekanak-kanakan. Mereka mengklaim setiap hari bahwa ingin berbicara tanpa prasyarat. Tapi kemudian, mereka memberikan sanksi kepada menteri luar negeri kami," kata Presiden Iran Hassan Rouhani di televisi pemerintah, seperti dilansir Middle East Monitor pada Jumat 2 Juli 2019.
Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif adalah pemain penting dalam kesepakatan nuklir Iran Dia menolak segala tindakan AS dan mengatakan hal itu tidak akan memengaruhinya. Dia mengatakan, tak punya kepentingan apa pun di Amerika, sehingga tak perlu gentar dengan sanksi dari Amerika Serikat kepadanya tersebut.