Banyak Klaim Aneh Warga Australia Selama Musim Pengembalian Pajak
- abc
Kantor Pajak Australia (ATO) mengungkap adanya klaim yang aneh-aneh dari pembayar pajak selama musim pengembalian pajak (tax return) saat ini. Misalnya, ada yang meminta biaya perkawinannya sebesar hampir Rp 600 juta untuk diganti oleh ATO.
Klaim tersebut oleh ATO bukan hanya ditolak, malah justru ditindaklanjuti dengan penyelidikan.
"Dia secara curang mengklaim 33.087 dolar untuk dirinya dan 25.259 dolar untuk istrinya. Klaim kedua itu akhirnya dituntut secara hukum," kata Karen Foat, asisten komisioner pada ATO, kepada ABC News.
Pembayar pajak tersebut, kata Foat, mengaku perkawinannya itu ada kaitannya dengan pekerjaannya di luar negeri.
Klaim yang aneh-aneh dan tidak biasa ini, dimungkinkan karena adanya kolom "lain-lain" dalam formulir pengembalian pajak.
Bukan hanya biaya perkawinan yang coba diklaim dalam kolom "lain-lain" tersebut. Tapi, menurut Foat, bahkan ada yang coba mengklaim duitnya yang habis dipakai main judi.
Klaim pengembalian pajak lainnya yang ditolak termasuk biaya perawatan gigi, hadiah, biaya ulang tahun anak, tagihan telepon untuk menelepon orangtua, dan klaim biaya hidup sehari-hari termasuk pembelian minuman keras.
"Beberapa pembayar pajak mengklaim biaya perawatan gigi, dengan menyebutkan alasan bahwa senyum yang baik itu penting dalam mencari kerja - sehingga bisa dikembalikan pajaknya," kata Foat.
Ada pula pembayar pajak lain yang meminta dikembalikan uangnya yang telah dipakai membeli hadiah Lego untuk anak-anaknya.
"Hadiah pribadi tidak memenuhi syarat, dan tidak pantas meminta pembayar pajak Australia untuk mensubsidi hadiah pribadi seseorang," kata Foat.
ATO juga menerima klaim seperti, "biaya membesarkan bayi baru lahir sangat mahal", sehingga dia coba mengklaim 20.000 dolar untuk biaya membesarkan anak kembarnya.
Pembayar pajak lainnya memberi ibunya sebuah mobil dan meminta ATO mengembalikan biaya mobil tersebut.
Supplied: Flickr
Menurut ATO, hampir 700.000 pembayar pajak mengajukan klaim sekitar 2 miliar dolar (Rp 20 triliun) dari pengeluaran "lain-lain" pada tahun anggaran 2017.
Foat menjelaskan, dalam pemeriksaan klaim tax return sejauh ini pihaknya menemukan dan menolak sebagian besar klaim pengeluaran yang sangat tidak biasa.
"Kami menemukan klaim yang aneh-aneh," katanya seraya menambahkan, sekitar 88 persen di antaranya perlu penyesuaian.
Klaim dari pengeluaran "lain-lain" juga mengalami peningkatan sebesar 13 persen, dari 1,74 miliar dolar pada 2015 menjadi 1,97 miliar dolar pada 2017.
Klaim-klaim seperti itulah, menurut Foat, yang akan membebani APBN Australia dan berpengaruh pada anggaran untuk layanan masyarakat.
Dikatakan, klaim tidak sah telah menyebabkan adanya kesenjangan pajak sebear 8,7 miliar dolar (Rp 87 triliun) dalam kategori pembayar pajak individu yang bukan pengusaha.
Kesenjangan dimaksud yaitu perkiraan perbedaan total pajak yang seharusnya diterima ATO dari kelompok tersebut jika setiap wajib pajak mematuhi hukum.
"Jika orang melakukan klaim berlebihan, biar cuma sedikit, ATO tidak akan menutup mata untuk itu," tegas Foat.
Dia menjelaskan, jika pembayar pajak mengajukan klaim keliru tanpa kesengajaan, maka ATO akan menolak klaim tersebut.
"Tapi bila orang dengan sengaja mengajukan tax return yang tidak jujur, terutama dalam jumlah besar, kami bukan hanya menolak tapi mungkin akan menjatuhkan denda," katanya.
Jumlah denda untuk klaim palsu tax return bervariasi antara 25 persen hingga 75 persen.
Foat meminta para pembayar pajak di Australia untuk mengecek apa saja yang bisa diminta pengembalian pajaknya, melalui website resmi ATO atau agen pajak.
Simak berita selengkapnya dalam Bahasa Inggris di sini.