Tokoh Oposisi Rusia Pegiat Antikorupsi Diduga Diracun di Penjara

Para pejabat mengatakan Navalny dalam kondisi yang memuaskan, tetapi dokter pribadinya mengatakan dia kemungkinan telah diracuni. - EPA
Sumber :
  • bbc

Tokoh oposisi Rusia, Alexei Navalny yang dikenal karena aksi kampanye anti-korupsi di tingkat akar rumput dan memimpin demo terbesar menentang Putin pada 2011 diperkirakan diracun di penjara.

Ia merupakan tokoh oposisi yang paling menonjol yang berulang kali dipenjara. Ia dilarikan dari penjara ke rumah sakit di Moskow dan menurut dokter pribadinya dia kemungkinan diracun.

Juru bicaranya sebelumnya menduga dia kemungkinan memiliki alergi, tetapi dia mengatakan dia belum pernah mengalami reaksi alergi sebelumnya. Tetapi para pejabat mengatakan Navalny dalam kondisi membaik.

Navalny dipenjara selama 30 hari pada pekan lalu lalu setelah menyerukan aksi protes tanpa izin, yang berlangsung pada Sabtu (27/07).

Hampir 1.400 orang telah ditahan selama unjuk rasa menentang penyingkiran kandidat oposisi dari pemilihan lokal.

Uni Eropa mengkritik penggunaan kekuatan yang "tidak proporsional" terhadap para pemrotes, dengan mengatakan hal itu merusak "kebebasan mendasar untuk berekspresi, berserikat dan berkumpul".

Laporan-laporan media mengatakan sekitar 20 orang, termasuk jurnalis juga ditahan setelah berkumpul di luar rumah sakit penjara pada Minggu malam di mana Navalny dirawat.

Bagaimana kondisi Navalny?

Selama akhir pekan, Navalny di dalam penjara dilaporkan mulai mengalami pembengkakan akut, dan ada ruam pada leher, punggung, dada, serta pergelangan tangannya.

Mantan manajer kampanyenya, Leonid Volkov, mengatakan dia memiliki reaksi yang sama saat menjalani hukuman penjara di sel penjara yang sama karena melanggar izin unjuk rasa.


Ribuan orang Rusia turun ke jalan pada Sabtu lalu untuk menuntut pemilihan yang adil. - AFP

Adapun pimpinan rumah sakit menggambarkan kondisi Navalny membaik.

Dokter pribadi Navalny, Anastasia Vassilieva, mengatakan sebelumnya tidak ada keluarga atau pengacaranya yang diberi tahu tentang hasil diagnosanya.

Dalam unggahannya di Facebook, Vassilieva mengeluhkan bahwa dirinya dilarang mengunjungi Navalny.

Tetapi berdasarkan apa yang dia lihat melalui pintu, dia mengatakan Navalny kemungkinan terpapar "zat kimia dari orang ketiga".

Dia mengatakan kecurigaannya dipicu oleh "pejabat tertentu ... bertindak aneh".

"Tidak ada yang mencari penyebab [penyakitnya], dokter tidak dapat mengakses. Semua orang di sekitarnya berbohong," tulisnya.

 

Siapakah Alexei Navalny?

Pria berusia 43 tahun ini dikenal di Rusia karena aksi kampanye anti-korupsi di tingkat akar rumput.

Dia memimpin unjuk rasa terbesar di negara itu terhadap Presiden Putin pada 2011 dan telah berulang kali dipenjara, lantaran karena keterlibatannya dalam unjuk rasa yang tidak berizin.

Navalny menderita luka bakar serius akibat zat kimia di mata kanannya pada tahun 2017 setelah ia diserang dengan pewarna antiseptik.

Dia berusaha untuk tampil dalam pemilihan presiden tahun lalu, tetapi dilarang karena tuduhan penipuan sebelumnya dalam kasus yang disebutnya bermotivasi politik.

Apa yang terjadi selama unjuk rasa ?

Ribuan orang Rusia turun ke jalan pada Sabtu (27/07) lalu untuk menuntut pemilihan yang adil. Demonstrasi terjadi setelah 30 kandidat oposisi dilarang tampil dalam pemilihan lokal pada September ini.


Para pejabat mengatakan mereka telah menangkap hampir 1.400 orang - menjadikannya salah satu tindakan kekerasan terbesar dalam beberapa tahun terakhir. - Reuters

Para pejabat mengatakan para kandidat gagal mengumpulkan tanda tangan yang sah sebagai persyaratan awal, tetapi kelompok-kelompok oposisi berpendapat bahwa pembatasan itu bermotif politik.

Navalny berperan dalam menyiapkan unjuk rasa. Para pejabat mengatakan mereka telah menangkap hampir 1.400 orang - penangkapan terbesar dalam beberapa tahun terakhir.

Foto-foto selama unjuk rasa pada Sabtu (27/07) memperlihatkan aparat kepolisian dengan pakaian anti huru hara menghalau massa dari kantor wali kota di pusat Kota Moskow.

Sejumlah pengunjuk rasa terlihat berdarah, sementara setidaknya dua anggota pasukan keamanan dilaporkan mengalami cedera mata akibat semprotan merica.