Pemerintah Myanmar Blokir Internet di Rakhine
- VIVA.co.id/SOS ACT Dok
VIVA – Pemerintah Myanmar menutup akses internet di negara bagian Rakhine sejak tiga hari terakhir. Penduduk desa setempat pun tak bisa mengakses internet dari wilayah tersebut.
Kementerian Transportasi dan Komunikasi Myanmar (MoTC) memerintahkan semua operator ponsel pada Jumat pekan lalu untuk menangguhkan data internet di sembilan kota di seluruh Rakhine dan negara bagian Chin yang berdekatan.
"Atas dasar permintaan, MoTC meminta penutupan merujuk pada gangguan keamanan dan layanan internet yang digunakan untuk mengoordinasikan kegiatan ilegal," kata pihak Telenor Myanmar dalam sebuah pernyataan.
Dilansir dari Channel News Asia, keputusan tersebut dibuat berdasarkan Undang Undang Telekomunikasi yang berdampak kepada semua operator seluler untuk periode yang tidak ditentukan.
"Kami tidak memiliki internet sama sekali. Kami menggunakan internet untuk berbagi informasi melalui (aplikasi pesan) Viber," kata Kyaw Soe Moe, kepala desa Inn Din di Rathedaung.
Otoritas setempat juga terkena dampak penutupan internet itu.
Seorang perwira polisi di kota Mrauk U, rumah bagi kuil Rakhine tapi juga tempat pertempuran sengit dalam beberapa bulan terakhir, mengatakan bahwa komunikasi terhambat.
"Kita harus menggunakan telepon, SMS, dan faks untuk melapor kembali ke markas kita. Pertempuran masih berlangsung di sini setiap hari," kata petugas yang tidak ingin disebutkan namanya itu.
Sebelumnya, tentara Myanmar memerangi pemberontak di etnis Rakhine, yang menginginkan otonomi yang lebih besar dari pemerintah pusat. Rakhine adalah wilayah dengan mayoritas penganut Buddha.
Sementara itu, warga Rakhine menuduh tentara Myanmar melakukan pelanggaran, termasuk penangkapan secara sewenang-wenang terhadap mereka. Pada April 2018, militer Myanmar mengakui menembak mati enam tahanan Rakhine.