Bertemu PM Thailand, Jokowi Sampaikan 3 Isu yang Jadi Perhatian RI
- Dok. Biro Pers Sekretariat Presiden
VIVA – Presiden Joko Widodo meyakini bahwa Indonesia dan Thailand dapat membangun kerja sama yang baik. Bukan hanya untuk kepentingan bilateral, namun juga untuk ASEAN dan dunia.
Pernyataan ini disampaikan Jokowi ketika mengadakan pertemuan bilateral dengan PM Thailand Prayut Chan-o-cha di sela-sela pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-34 ASEAN.
”Saya mendukung penuh keketuaan Thailand di ASEAN tahun ini,” ucap Jokowi dikutip dalam siaran pers resmi, Sabtu 22 Juni 2019.
Dalam pertemuan yang dihelat di Hotel Athenee Bangkok ini, Jokowi dan PM Prayut Chan-o-cha membahas tiga isu, yaitu satu isu bilateral dan dua isu ASEAN. Terkait isu bilateral, Presiden Jokowi menyampaikan rasa senangnya melihat kerja sama bilateral kedua negara.
Dalam siaran pers yang disampaikan Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin, kedua pemimpin dikatakan sepakat meningkatkan kerja sama perdagangan dan investasi, serta menghilangkan hambatan perdagangan.
Dalam pertemuan itu, kedua pemimpin secara khusus membahas perdagangan dua komoditas, yaitu minyak kelapa sawit dan karet. Indonesia pun menyampaikan apresiasi kepada Thailand atas dukungan kepada Indonesia dan Malaysia dalam melawan diskriminasi terhadap CPO.
Indonesia juga menghargai kerja sama Thailand untuk bersama-sama dapat meningkatkan harga karet dunia. Untuk kerja sama Indo Pasifik, Jokowi sendiri menyampaikan penghargaan atas dukungan Thailand terhadap Konsep Outlook ASEAN mengenai Indo Pasifik.
Isu terakhir yang disampaikan Jokowi adalah perkembangan Rakhine State. Indonesia menyampaikan pentingnya laporan Preliminay Needs Assesment untuk segera ditindaklanjuti.
Selain itu, Jokowi menyampaikan pentingnya situasi keamanan yang lebih baik di Rakhine State sehingga proses repatriasi yang sukarela, aman, dan bermartabat dapat dilakukan.
Turut hadir mendampingi Presiden Jokowi, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana, dan Duta Besar Indonesia untuk Thailand Ahmad Rusdi.