Penusukan Massal Terjadi di Jepang, 2 Orang Tewas
- Mainichi
VIVA – Tragedi serangan penusukan terjadi di Jepang pada Selasa, 28 Mei 2019 waktu setempat. Seorang pria menusuk seorang siswi berusia 12 tahun hingga meninggal. Seorang tersangka penyerang lainnya menusuk dirinya sendiri hingga tewas di luar kota Tokyo.
Insiden tersebut terjadi di kota Kawasaki, yang terletak di sebelah selatan ibu kota Jepang. Insiden penyerangan ini melukai 17 orang lainnya. Serangan terjadi di pagi hari pada jam sibuk, saat para pekerja menuju kantor, dan anak-anak berangkat menuju sekolah.
"Satu laki-laki dan satu anak perempuan tidak menunjukkan adanya tanda-tanda vital," kata pejabat pemadam kebakaran, Yuji Sekizawa.
Seorang pejabat di rumah sakit setempat mengatakan telah menerima lima orang terluka dalam serangan itu dan bahwa empat dari mereka menderita luka serius. Di antara mereka adalah seorang anak laki-laki dan tiga anak perempuan yang semuanya berusia enam tahun.
Polisi sebelumnya menyebutkan bahwa seorang tersangka telah ditahan dan seorang saksi mata mengatakan kepada media setempat bahwa pria itu telah menikam dirinya sendiri.
"Saya melihat seorang pria memegang pisau. Saya tidak bisa melihat dengan jelas, tetapi dia tampaknya menikam lehernya," kata seorang saksi mata.
Beberapa laporan awal mengatakan itu terjadi di sebuah taman, tetapi laporan-laporan berikutnya menggambarkannya terjadi di halte bus terdekat.
"Saya mendengar suara banyak ambulans dan saya melihat seorang pria berbaring di dekat halte yang berdarah," kata seorang saksi mata pria, yang tidak disebutkan namanya.
"Ada halte bus lain di dekat sekolah dasar dan aku juga melihat anak-anak sekolah dasar tergeletak di tanah. Ini adalah lingkungan yang tenang, menakutkan melihat hal semacam ini terjadi," katanya, seperti dikutip dari Channel News Asia.
Kejahatan kekerasan sangat jarang terjadi di Jepang. Bahkan anak-anak pun sering bepergian ke dan dari sekolah sendirian.
Pada 2018, seorang pria ditangkap di Jepang setelah menikam satu orang hingga tewas, dan melukai dua lainnya di atas kereta cepat. Setelah insiden itu, pemerintah setempat mendorong langkah-langkah keamanan baru pada layanan kereta api yang terkenal itu.
Sementara itu, pada 2016, seorang pria menikam 19 orang hingga tewas di sebuah pusat disabilitas di selatan Tokyo, yang diklaim pelaku sebagai misi untuk membersihkan dunia dari orang-orang dengan penyakit mental.