Masjid Aladza yang Hancur Akibat Konflik Bosnia 1992 Dibuka Kembali
- bbc
Ribuan orang menghadiri pembukaan kembali masjid terkenal di Bosnia, hampir tiga dekade semenjak kehancurannya selama perang 1992-1995.
Masjid Aladza di Kota Foca, Bosnia, menjadi target serangan di awal konflik sebagai bagian dari rencana pasukan Serbia Bosnia untuk menciptakan negara yang murni secara etnis. Masjid peninggalan abad ke-16 itu dianggap sebagai mahakarya arsitektur Ottoman.
Proyek restorasi telah memakan waktu beberapa tahun, dengan bantuan keuangan dari sejumlah negara, di antaranya Turki.
Masjid ini dibangun sekitar tahun 1550 dan terus bertahan hingga diledakkan dengan dinamit oleh pasukan Serbia Bosnia.
Masjid Aladza telah dibangun kembali setelah hancur total akibat dirusak oleh pasukan Serbia Bosnia selama perang 1992-1995. - EPA
Pada tahun lalu, seorang mantan tentara Serbia Bosnia dikenai dakwaan atas perannya dalam meledakkan bangunan bersejarah itu.
Bagian dari struktur asli bangunan masjid itu, yang dibuang setelah mengalami kehancuran, telah digali dan dimunculkan lagi. Ribuan orang Muslim menghadiri pembukaan kembali masjid tersebut.
Ribuan orang Muslim menghadiri pembukaan kembali masjid tersebut - selama perang 1992-1995, total ada 12 masjid yang hancur. - Reuters
Sebelum perang, jumlah warga Muslim lebih dari setengah populasi di kota Foca yang berjumlah 41.000 jiwa - namun saat ini lebih dari 1.000 orang Muslim yang tinggal di kota itu, demikian lapor kantor berita Reuters.
Kota Foca menjadi terkenal karena pembunuhan massal atas orang-orang non-Serbia yang terjadi di kota itu selama konflik.
Selama perang, namanya berganti nama menjadi Srbinje - tetapi pada 2004, Pengadilan Tinggi Bosnia memutuskan untuk memulihkan nama aslinya.
Bagian dari struktur asli bangunan masjid itu, yang dibuang setelah mengalami kehancuran, telah digali dan dimunculkan lagi. - Reuters
Anggota Komunitas Islam Bosnia memuji pembukaan kembali situs bersejarah tersebut.
"Hari ini kita menyaksikan harapan bahwa masyarakat akan menemukan kedamaian lagi di tempat ini," kata ketua kelompok itu, Husein Kavazovic, pada upacara itu.
Menteri Kebudayaan Turki, Mehmet Nuri Ersoy mengatakan pembukaan kembali masjid tersebut menunjukkan bahwa "rasisme dan kebencian dapat merusak bangunan apapun, tetapi tidak dapat menghancurkan budaya hidup berdampingan yang dipelihara selama berabad-abad".
Utusan khusus AS untuk Bosnia mengatakan bangunan itu sekarang akan berfungsi sebagai "suar bagi rekonsiliasi untuk generasi mendatang".
- Reuters