Kasus Pembunuhan Kim Jong-nam, Doang Thi Huong Akhirnya Dibebaskan
- bbc
Perempuan Vietnam yang dituding terlibat dalam pembunuhan Kim Jong-nam, saudara tiri dari pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, telah dibebaskan.
Pengacaranya menyebut Doan Thi Huong dibebaskan setelah menerima kesepakatan dari jaksa penuntut Malaysia dan dinyatakan bersalah atas tuduhan menyebabkan luka.
Dia mendapat hukuman penjara singkat, namun dipotong masa penahanan. Huong dibebaskan pada hari Jumat (03/05).
Huong dan Siti Aisyah yang berasal dari Indonesia dituding memberikan agen saraf VX kepada Kim di bandara Kuala Lumpur pada 2017 lalu.
Kedua perempuan itu menyangkal pembunuhan dan mengatakan mereka menjadi bagian dari program lelucon TV.
Pembunuhan yang terjadi di bandara internasional itu mengejutkan banyak orang dan menjadi perhatian media internasional.
Dakwaan untuk Aisyah dibatalkan pada Maret lalu - AFP
Bagaimana pembunuhan bisa terjadi?
Kim Jong-nam, saudara tiri dari Kim Jong-un sedang menunggu penerbangannya ke Macau di bandara Kuala Lumpur pada 13 Februari 2017, ketika dua perempuan mendekatinya di area keberangkatan.
Rekaman kamera pengawas CCTV menunjukkan salah satu diantaranya meletakkan salah satu tangannya di wajah Kim, setelah itu keduanya langsung beranjak dari lokasi.
Kim meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit, karena paparan agen saraf VX, salah satu yang paling beracun dari semua racun kimia.
Korea Utara secara tegas membantah terlibat dalam pembunuhan itu. Tetapi ada empat pria yang diyakini warga Korea Utara dan melarikan diri dari Malaysia pada hari pembunuhan, dituduh terlibat dalam kasus tersebut.
Mereka tetap bebas meskipun ada red notice dari Interpol, setara dengan surat perintah penangkapan internasional.
Kim Jong-nam, dalam sebuah foto yang diambil tahun 2001, merupakan saudara tiri dari pemimpin Korea Utara Kim Jong-un - AFP/Getty Images
Siapa Kim Jong-nam?
Kim Jong-nam adalah saudara tiri dari penguasa Korea Utara, Kim Jong-un.
Dia pernah dipandang sebagai pemimpin masa depan negara yang terisolasi itu. Tetapi ketika ayahnya, Kim Jong-il, meninggal, tampuk kepemimpinan diberikan kepada adik tirinya yang lebih muda.
Dia terasing dari keluarga, dan menghabiskan sebagian besar waktunya di luar negeri, seperti di Makau, Cina, dan Singapura.
Pada masa lalu, dia menentang kontrol dinasti keluarganya atas Korea Utara, dan dalam sebuah buku 2012 mengatakan dia percaya saudara tirinya tidak memiliki kualitas sebagai seorang pemimpin.