Sedang Hamil, Isteri Pelaku Serangan Bom di Sri Lanka Ledakkan Diri
- abc
Istri pelaku pemboman di Sri Lanka yang sedang hamil meledakkan rompi bom bunuh diri ketika polisi menggerebek rumah keluarga kaya tersebut pasca serangan teror pada Minggu Paskah dan membunuh anak-anaknya sendiri.
Isteri pelaku serangan bom bunuh diri di Sri Lanka:
- Korban tewas akibat pemboman bunuh diri di Sri Lanka mencapai 359 orang tewas dan 500 lainnya terluka
- Dua lelaki bersaudara di tengah rencana serangan bom ini adalah putra dari seorang pedagang rempah yang kaya
- Banyak staf hotel yang tidak mau bekerja, takut tempat kerja mereka akan ditargetkan
Satu lagi pembom bunuh diri di balik serangkaian serangan mematikan yang menewaskan 359 orang dan melukai 500 orang pada hari Minggu Paskah diketahui pernah belajar di Australia sebelum kembali untuk menetap di Sri Lanka.
Abdul Lathief Jameel Mohamed tercatat pernah belajar di Inggris sebelum melakukan studi pascasarjana di Melbourne.
Wakil menteri pertahanan Sri Lanka Ruwan Wijewardene mengatakan pada konferensi pers hari Rabu (24/4/2019) bahwa sebagian besar pelaku bom bunuh diri berpendidikan baik dan dari keluarga kaya.
Beberapa memiliki gelar sarjana hukum, dan semuanya adalah orang Sri Lanka, tambahnya.
"Saudara kandung"
Dua saudara lelaki di tengah rencana serangkaian serangan bom bunuh diri ini adalah anak-anak dari seorang pedagang rempah yang kaya, dan rumah putih mereka yang luas adalah salah satu yang paling mencolok di pinggiran tempat mereka tinggal.
ABC News
Salah satu dari mereka, Inshaf Ibrahim, seorang pemilik pabrik tembaga di usia 30-an, diyakini merupakan dalang dari rencana serangan bom pada Minggu Paskah tersebut.
Dia meledakkan alat peledaknya di acara sarapan prasmanan yang sibuk di hotel mewah Shangri-La, kata seorang sumber yang dekat dengan keluarga itu.
Rumah keluarga pelaku di Kolombo digerebek oleh polisi tak lama setelah itu.
Wijewardene mengatakan bahwa ketika polisi tiba, istri dari salah satu saudara lelaki tersebut yang sedang hamil meledakkan bom bunuh diri berbentuk jaket, yang menewaskan dirinya dan dua anaknya serta tiga petugas polisi.
Berita ABC: Eric Tlozek
Menurut sumber yang dekat dengan keluarga, Ilham Ibrahim secara terbuka telah menyatakan menganut ideologi ekstremis dan telah terlibat dalam pertemuan National Tawheed Jamaath, sebuah kelompok Islam lokal yang diduga terlibat dalam perencanaan serangan.
Saudara Ilham Ibrahim yang juga pengusaha, Inshaf, memiliki pandangan yang lebih moderat, dan dikenal murah hati dalam memberikan sumbangan kepada stafnya dan keluarga yang mengalami kesusahan ekonomi, kata sumber itu.
Dia menikah dengan putri seorang produsen perhiasan yang kaya raya. Ayah dari laki-laki bersaudara itu, Mohamed Ibrahim, ditangkap ketika polisi menyelidiki mereka yang berada di balik serangan itu, kata polisi.
Mohamed Ibrahim, seorang pedagang rempah-rempah kaya dan pilar komunitas bisnis, memiliki enam putra dan tiga putri. Dia dikagumi oleh banyak orang yang mengenalnya.
"Dia terkenal di daerah itu karena banyak membantu orang miskin dengan makanan dan uang. Tidak terpikirkan anak-anaknya bisa melakukan itu," kata tetangga Fathima Fazla.
"Karena apa yang telah mereka lakukan, menjadikan semua Muslim diperlakukan sebagai tersangka."
Berita ABC: Eric Tlozek
Komunitas Muslim ketakutan
Komunitas Muslim di Sri Lanka yang meliputi 10 persen dari populasi di negara tersebut sedang di ujung tanduk.
Banyak pengungsi Muslim dari Pakistan yang tinggal di dekat Negombo - di mana sebuah gereja telah diledakkan - terpaksa bepergian dengan mengendarai bus umum untuk menghindari ancaman pembalasan.
Farah Jameel, seorang pengungsi yang tinggal di daerah itu, mengatakan keluarganya telah diusir oleh penduduk setempat yang marah.
"Mereka memukuli kita," katanya.
"Bahkan tuan tanah kami tidak membiarkan kami tinggal di sini, dia mengusir kami dari sini dan meminta kami pergi ke mana pun kau ingin pergi."
Umat Muslim yang tinggal di dekat keluarga Ibrahim menyatakan kesedihan mereka karena tetangga mereka terlibat dalam rencana teror di Sri Lanka.
"Tidak hanya bagi umat Islam, seluruh komunitas, seluruh Sri Lanka, semua orang adalah saudara dan saudari kita, semua orang yang telah meninggal adalah saudara dan saudari kita," kata seorang tetangga yang mengidentifikasi dirinya dengan nama depannya Taybeh.
"Saya punya adik laki-laki, dia sangat ketakutan, semua anak di gang-gang, mereka sangat takut, adik laki-laki saya - dia bahkan tidak berani pergi ke kamar mandi sendirian
ABC News
"Semua orang berpikir, apa yang akan terjadi pada saat berikutnya?
"Bahkan ketika aku tidur, aku tidak tahu apakah aku akan bangun keesokan paginya."
Kegagalan intelijen meningkatkan ketegangan politik
Kegagalan untuk bertindak berdasarkan intelijen terperinci yang mengarahkan pada serangan yang direncanakan itu juga telah menyebabkan perselisihan di tingkat tertinggi pemerintahan di negara tersebut
Presiden Sri Lanka Maithrapala Sirisena meminta menteri pertahanan dan kepala polisi negara itu untuk mundur.
Wijewardene, wakil menteri pertahanan, mengatakan bahwa pihak berwenang telah menyelidiki penyusupan kelompok Negara Islam (ISIS) di Sri Lanka selama bertahun-tahun, mengawasi dengan cermat pejuang asing yang kembali dan keluarga mereka.
"Saya tidak tahu kondisinya akan meningkat hingga ke skala ini," katanya.
ABC News: Brant Cumming
Pihak berwenang juga mengabaikan peringatan dari para pemimpin Muslim di negara itu pada Januari lalu, tentang seorang ulama ekstremis yang diyakini telah merencanakan serangan pada Minggu Paskah.
Penangkapan, interogasi dan peledakan terkendali masih berlanjut di sekitar Sri Lanka, dengan pihak berwenang mengatakan mereka juga berencana untuk meningkatkan keamanan di sekitar bandara dan untuk maskapai penerbangan.
Sejumlah lembaga dari Australia, Inggris, AS dan UEA membantu penyelidikan.
"Dalam beberapa hari, kami akan memiliki kendali penuh," kata Wijewardene.
ABC News: Eric Tlozek
Serangan-serangan itu juga telah memicu dampak buruk pada perekonomian Sri Lanka, di mana terjadi pembatalan pemesanan secara massal di hotel-hotel.
Hotel Shangri-La Kolombo, yang dibom, telah ditutup hingga pemberitahuan lebih lanjut.
kerja mereka akan menjadi sasaran.
Kehadiran personil keamanan juga ditingkatkan di sekitar pusat-pusat utama kegiatan warga dan kebijakan jam malam di malam hari juga masih terus diberlakukan.
Tetapi ada kekhawatiran apakah dana, serta tenaga kerja dan pelatihan untuk mempertahankan tingkat keamanan ini, akan tersedia.
Tetapi untuk saat ini, alokasi anggaran untuk kekuatan darurat untuk militer adalah tatanan yang baru.
ABC / Reuters