Buku Harry Potter Dibakar karena Dianggap Memuat Ajaran Sihir
- bbc
Sejumlah pastor di Polandia membakar beberapa buku yang mereka anggap menghujat Tuhan, termasuk buku-buku Harry Potter.
Sebuah kelompok penginjil, SMS from Heaven Foundation, merilis foto-foto pembakaran buku yang berlangsung di Kota Gdansk ke media sosial Facebook.
Di antara berbagai buku yang dibakar, ada pula patung gajah dan topeng kesukuan.
Unggahan yang dimuat Facebook itu membenarkan aksi pembakaran menggunakan ayat-ayat Alkitab.
Salah satu ayat dari kitab Kisah Para Rasul yang dikutip kelompok itu menyebut "Banyak juga di antara mereka, yang pernah melakukan sihir, mengumpulkan kitab-kitabnya lalu membakarnya di depan mata semua orang. Nilai kitab-kitab itu ditaksir lima puluh ribu uang perak."
Ayat lainnya diambil dari kitab Ulangan yang berbunyi: "Patung-patung allah mereka haruslah kamu bakar habis; perak dan emas yang ada pada mereka janganlah kauingini dan kau ambil bagi dirimu sendiri, supaya jangan engkau terjerat karenanya, sebab hal itu adalah kekejian bagi TUHAN, Allahmu."
Buku-buku Harry Potter karangan JK Rowling dipandang sebagai karya fiksi terlaris sepanjang sejarah penerbitan buku. Lebih dari 500 juta eksemplar telah terjual di seluruh dunia.
Namun, beberapa kalangan Kristen dan Katolik, seperti SMS from Heaven Foundation, keberatan dengan ajaran sihir yang dimuat dalam buku Harry Potter.
Bagaimanapun, tidak semua orang sepaham dengan kelompok pengirim pesan Kristiani melalui layanan SMS ini.
Beberapa warganet mengecam aksi pembakaran buku yang dilakukan para pastor.
"Saya belum pernah bertemu seorang pun yang mau memerkosa, membunuh, dan mencuri demi nama Harry Potter. Demi nama Alkitab, ya. Berita buruk, tuan-tuan!" cetus seorang warganet dalam kolom komentar Facebook.
Seorang warganet lainnya mengutip pujangga Jerman, Heinrich Heine, yang pada 1823 menulis: "Ketika buku-buku dibakar, pada akhirnya, manusia juga akan dibakar."
Kutipan Heine tersebut dipandang sebagai nubuat karena Nazi pernah melakoni acara pembakaran buku-buku "dekaden" pada 1930-an. Buku-buku yang dibakar merupakan karya para penulis Yahudi.
Setelah kejadian itu, Nazi membakar orang-orang Yahudi.