Siapa Saja Para Korban Penembakan Masjid di Selandia Baru?

Brenton Tarrant, 28, ditahan polisi Selandia Baru-Reuters
Sumber :
  • bbc

Sebanyak 50 orang meninggal dunia dalam aksi penembakan yang terjadi di dua gereja di Christchurch, Selandia Baru, Jumat (15/3).

Polisi mengatakan mereka telah membagikan identitas para korban pada pihak keluarga, namun belum memberikan pengumuman secara publik.

Komisaris Polisi Mike Bush mengatakan jenazah korban penembakan masih belum diserahkan pada pihak keluarga karena pihak berwajib masih harus menentukan penyebab kematian dari tiap jenazah.

Namun beberapa hal mulai jelas bahwa korban berasal dari berbagai negara di dunia dan kebanyakan dari mereka adalah pengungsi yang menganggap Selandia Baru adalah rumah baru mereka yang aman.

Beberapa nama di bawah ini adalah mereka yang dilaporkan meninggal atau masih hilang:

Mucad Ibrahim, 3

Mucad belum terlihat sejak penembakan terjadi di Masjid Al Noor yang berlokasi di Deans Avenue.

Dia sedang berada di masjid bersama kakaknya, Abdi dan ayah mereka. Keduanya berhasil menyelamatkan diri.

Keluarga telah mendatangi rumah sakit yang menangani korban penembakan, tapi Mucad masih belum ditemukan.

"Kami berpikir dia adalah salah satu yang mungkin meninggal di masjid...sekarang ini, semua mengatakan dia sudah meninggal," ujar sang kakak, Abdi kepada .

"Sungguh berat, semua orang menelepon dan menanyakan apakah kami butuh bantuan. Ini momen yang sangat sulit, kami belum pernah mengalami hal seperti ini."

Abdi menyebut Mucad adalah bocah yang "penuh energi, ceria, dia suka tersenyum dan tertawa."

Polisi telah mengonfirmasi setidaknya ada satu bocah yang ditemukan meninggal dan beberapa lainnya terluka. Namun identitas mereka belum diungkap.

Sekolah menengah Cashmere di Christchurch telah mengonfirmasi bahwa dua siswa mereka dan satu orang alumnus hilang. Sementara satu orang siswa kini berada di rumah sakit.

Dawud Nabi, 71


Daud Nabi. - Reuters

Dawud Nadi adalah korban pertama yang berhasil diidentifikasi. Dia lahir di Afghanistan, namun kemudian pindah ke Selandia Baru bersama keluarganya pada tahun 1980an, untuk melarikan diri dari invasi Uni Soviet.

Dia berprofesi sebagai insinyur, dan disebut sangat menyukai mobil kuno. Setelah pensiun, Dawud menjadi ketua komunitas di lingkungan rumahnya. Dia adalah ketua asosiasi warga Afghanistan di lingkungannya dan dikenal sebagai pendukung kolompok migran.

Daud Nabi diyakini mengadang pelaku penembakan untuk melindungi umat lain saat serangan terjadi.

Putranya, Umar, mengatakan pada NBC News: "Tidak peduli dari mana Anda berasal, baik itu Palestina, Irak, Suriah – dia akan selalu jadi orang pertama yang menyambut kedatangan Anda."

Sayyad Milne, 14

Sayyad Milne bercita-cita menjadi pemain sepak bola saat dia besar nanti.

Pada hari Jumat, dia sedang berada di Masjid Al Noor bersama ibunya. Sang ayah mengatakan pada pada Sabtu (17/3), "Saya belum mendengar secara resmi bahwa dia sudah meninggal, namun sekarang saya tahu karena dia sudah diidentifikasi."

"Saya ingat pertama kali melihatnya saat bayi. Saya hampir kehilangan dia waktu dia dilahirkan. Dia adalah prajurit kecil pemberani. Ini sangat sulit, melihat dia ditembak oleh seseorang yang tidak peduli terhadap orang lain."

"Saya tahu di mana dia berada sekarang. Dia sudah tenang."

Saudara tiri Sayyad, Brydie Henry mengatakan pada reporter dia terlihat " ".

"Dia hanyalah bocah Kiwi (Selandia Baru) biasa," kata Brydie.

Naim Rasyid, 50

Naim Rasyid berasal dari Abbottabad di Pakistan. Dia bekerja sebagai guru di Christchurch.

Dalam video penyerangan di masjid Al Noor, Naim Rasyid terlihat berusaha melumpuhkan sang pelaku.

Rasyid terluka parah dalam serangan teror tersebut. Dia sempat dilarikan ke rumah sakit, namun nyawanya tidak tertolong. . Dia disebut sebagai pahlawan.

Saudara Rasyid, Khursyid Alam, mengatakan bangga dengan apa yang dilakukan adiknya.

"Dia adalah seorang pemberani. Saya mendengar dari beberapa orang di sana, ada saksi mata... mereka mengatakan dia menyelamatkan beberapa orang karena mencoba menghentikan pelaku," kata Alam kepada BBC.

"Ini sangat sulit bagi kami. Dia dianggap pahlawan dan kami bangga, tapi ini juga musibah. Rasanya seperti kehilangan anggota tubuh."

Rasyid akan dimakamkan di Christchurch, alih-alih di kota kelahirannya.

Talha Rasyid, 21

Talha adalah putra tertua Naim Rasyid. Dia baru berusia 11 tahun saat keluarganya pindah ke Selandia Baru.

Kematiannya juga dikonfirmasi Kementerian Luar Negeri Pakistan.

Teman-temannya mengatakan Talha baru saja mendapatkan pekerjaan dan akan segera menikah.

"Beberapa hari lalu, saya berbicara pada Naim Rasyid, dia mengatakan rencananya untuk datang ke Pakistan dan menikahkan putranya," kata paman Talha di Lahore.

Adapun putra Naim Rasyid lainnya kini tengah dalam perawatan di rumah sakit.

Farhaj Ahsan, 30

Berkewarganegaraan India, Farhaj Ahsan pindah ke Selandia Baru dari Hyderabad 10 tahun lalu dan berprofesi sebagai insinyur.

Dia punya dua anak yang masih kecil, anak perempuan berusia tiga tahun dan bayi laki-laki berusia enam bulan.

Otoritas Selandia Baru telah menginformasikan kematiannya pada keluarganya, sebut saudara Farhaj, Kasyif, kepada BBC.

"Tidak ada yang membayangkan di Selandia Baru, negara yang cinta damai, terjadi peristiwa seperti itu," ujar Sayiduddin, ayah Farhaj, pada BBC Telugu.

Husni Ara, 42

Konsulat Bangladesh di Selandia Baru mengatakan tiga warga negara mereka menjadi korban serangan teror di Christchurch. Namun belum ada pengumuman resmi mengenai identitas para korban.

Di sisi lain, keluarga korban di dua masjid berbicara pada media.

Husni Ara dilaporkan tengah berada di wilayah makmum perempuan di Masjid Al-Noor saat mendengar suara tembakan. Suaminya, Farid Uddin, menggunakan kursi roda dan berada di wilayah makmum pria.

"Saat mendengar suara tembakan, ," ujar keponakan Husni kepada koran Bangladesh New Age. Suami Husni dilaporkan berhasil selamat.

Khalid Mustafa

Kelompok Solidaritas Suriah Selandia Baru mengatakan Khalid Mustafa terbunuh di masjid Al Noor.


- SSNZ

Mustafa merupakan pengungsi Suriah yang , yang mereka anggap sebagai tempat yang aman.

Salah satu putra Mustafa, masih hilang. Sementara itu, putranya yang lain terluka parah dan kini sedang menjalani operasi.

Amjad Hamid, 57

Pria yang berprofesi sebagai dokter ini belum terlihat sejak peristiwa penembakan di masjid tempat dia melakukan salat Jumat setiap minggunya. keluarganya mengatakan mereka telah memeriksa rumah sakit dan tempat lain, tapi Hamid belum juga ditemukan. Mereka meyakini Hamid sudah meninggal.

"Ini sangat buruk. ," ujar istri Hamid, Hahan, kepada New Zealand Herald. Hahan menyebut suaminya sebagai "pria yang sangat baik".

Pasangan ini hijrah ke Selandia Baru 23 tahun lalu, dan memiliki dua putra. Hamid adalah dokter spesialis penyakit paru-paru dan bekerja di Dewan Kesehatan Distrik Canterbury.

"Negera ini seharusnya jadi tempat yang aman. Selandia Baru kini berubah," ujar putranya, Husam Hamid.

Hussain al-Umari, 35

Setiap Jumat, Hussain al-Umari akan pergi ke masjid untuk salat Jumat kemudian ke rumah orang tuanya untuk makan malam.

Dia terakhir kali berbicara pada orang tuanya pada kamis. Dia sangat bersemangat karena baru saja membeli mobil.

Janna Ezat dan Hazim al-Umari, yang pindah ke Selandia Baru dari Uni Emirat Arab di tahun 1990-an, belum mendengar kabar terbaru dari putra mereka setelah serangan terjadi.

Kepada Stuff.co.nz, orang tua Hussain mendeskripsikan putra mereka sebagai

Lilik Abdul Hamid

Dikenal juga dengan nama Muhammad Abdul Hamid, merupakan warga negara Indonesia pertama yang dikonfirmasi meninggal dalam serangan tersebut.

Dilaporkan terdapat tujuh warga negara Indonesia yang berada di dua masjid tersebut.

Lima orang sudah melaporkan diri pada kedutaan besar Indonesia di Selandia Baru, menurut duta besar Indonesia untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya.

Dua warga negara Afghanistan

Asosiasi warga Afghanistan Selandia Baru mengonfirmasi kematian dua warga negaranya, namun tidak menyebut identitas mereka.

Empat warga negara Pakistan

Kementerian Luar Negeri Pakistan mengonfirmasi kematian atas nama Suhail Syahid, Syed Jahandad Ali, Syed Arib Ahmad dan Mahbub Harun.

Tiga orang lainnya yang dilaporkan hilang "masih dalam proses identifikasi" ujar juru bicara kementerian Muhammad Faisal.

Empat warga negara Mesir

Kementerian Sumber Daya Manusia dan Imigrasi Mesir mengonfirmasi kematian empat warga negara mereka melalui unggahan di Facebook, yakni atas nama Munir Sulaiman, Ahmad Gamaluddin Abdul Ghani, Asyraf al-Mursi dan Asyraf al-Masri.

Empat warga negara Yordania

Kementrian Luar Negeri Yordania mengumumkan kematian empat orang warga negaranya, namun tidak menyebut nama mereka.

Lima orang lainnya dilaporkan terluka dan mendapat perawatan di rumah sakit.

Mereka yang dinyatakan hilang dalam serangan teror berasal dari beberapa negara termasuk Yordania, India, Pakistan, Bangladesh, Afghanistan, Fiji dan Arab Saudi.

Setidaknya empat orang asal Somalia terbunuh dalam penembakan. Salah satu masjid yang menjadi lokasi penembakan, masjid Al Noor, dikelola oleh orang-orang Somalia.

Palang Merah telah menerbitkan di situs mereka, di mana para penyintas bisa memasukkan nama mereka untuk memberi kabar pada keluarga, sementara mereka yang belum menemukan keluarganya bisa mengisi di daftar orang hilang.