Ethiopian Airlines dan Lion Air Jatuh, Boeing 737 MAX Mencurigakan
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA – Hanya dalam kurun waktu kurang dari enam bulan, dua Boeing 737 MAC 8 jatuh beberapa menit setelah lepas landas dan menewaskan seluruh penumpang. Insiden itu menimbulkan pertanyaan mengenai keamanan pesawat tersebut bagi masa depan perusahaan raksasa AS itu.
Kemarin, 10 Maret 2019, 157 penumpang dan awak 737 MAX yang dioperasikan Ethiopian Airlines jatuh. Model itu adalah model pesawat yang sama dengan Lion Air JT-610 yang jatuh di perairan Karawang pada Oktober 2018 dan merenggut 189 orang.
"Pilot mengatakan dia mengalami kesulitan dan ingin kembali. Dia diberi izin untuk berbalik," kata CEO Ethiopian Airlines, Tewolde Gebremariam.
Kondisi cuaca juga dicatat sedang baik di Ibu Kota Ethiopia pada saat penerbangan.
Sementara pakar Teal Group, Richard Aboulafia mengatakan masih terlalu dini untuk membuat komentar. Pakar lain mengungkap kesamaan antara insiden Lion Air dan Ethiopian Airlines yang menggunakan jenis pesawat tersebut.
"Itu pesawat yang sama. Seperti Lion Air, kecelakaan ini terjadi tak lama setelah lepas landas dan pilot mengisyaratkan mereka mengalami masalah, kemudian pesawat jatuh. Persamaannya jelas," kata seorang pakar kedirgantaraan, yang tak disebutkan namanya dilansir dari Channel News Asia.
Michel Merluzeau, Direktur Aerospace and Defense Market Analysis mencatat bahwa hal ini adalah satu-satunya kesamaan dan perbandingan hanya terhenti di situ karena belum ada informasi lain yang cukup dan bisa diandalkan. Dalam kedua kasus tersebut, maskapai penerbangan memiliki reputasi yang kuat.
Sejak kecelakaan Lion Air JT-610, 737 MAX telah menghadapi keraguan yang semakin meningkat dari komunitas penerbangan. Program tersebut telah mengalami masalah selama pengembangan.
Pada Mei 2017, Boeing menghentikan uji penerbangan 737 MAX karena masalah kualitas mesin yang diproduksi oleh CFM International, sebuah perusahaan yang dimiliki bersama oleh Safran Aircraft Engine Prancis dan GE Aviation.
Kecelakaan terbaru ini menjadi pukulan besar bagi Boeing yang mana versi MAX merupakan versi terbaru dari Boeing 737 terlaris sepanjang masa dengan lebih dari 10.000 pesawat diproduksi.
"MAX adalah program yang sangat penting bagi Boeing pada dekade berikutnya. Ini mewakili 64 persen produksi perusahaan hingga tahun 2032 dan memiliki margin operasional yang signifikan," kata Merluzeau.
Boeing mengatakan sangat terpukul dengan insiden Ethiopian Airlines dan menambahkan bahwa tim teknis akan memberikan bantuan kepada penyelidik.