Sultan Malaysia Mundur Tak Lama Setelah Persunting Miss Moskow Rusia
- bbc
Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Raja Malaysia yang diemban Sultan Muhammad V mengundurkan diri dari posisinya.
Sebelum Muhammad V, belum ada raja Malaysia yang lengser dari takhta sejak negeri jiran meraih kemerdekaan dari Inggris lebih dari 60 tahun lalu.
Istana Negara tidak menjelaskan alasan di balik pengunduran sang sultan, namun pihak istana menekankan langkah tersebut akan berlangsung sesegera mungkin.
"Yang Dipertuan Agung mengatakan kepada rakyat Malaysia untuk terus bersatu, untuk mempertahankan kesatuan, toleransi, dan kerja sama," sebut pernyataan Istana Negara.
Pihak Istana menambahkan, sang sultan yang naik takhta pada Desember 2016 "bersiap kembali ke rumahnya di negara bagian Kelantan".
Dia bakal berstatus sebagai raja sementara sebelum raja baru dipilih Majelis Raja-Raja, sebagaimana dilaporkan the Straits Times.
Muhammad V, yang berusia 47 tahun ketika menjadi sultan, terkenal menaruh minat pada olahraga ekstrem, seperti berkendara off-road, menembak, dan ketahanan tubuh.
Pengunduran Muhammad V berlangsung di tengah sorotan terhadap kehidupan pribadinya. Sejumlah laporan menyebut dia telah menikahi seorang perempuan Rusia.
Pada November lalu, dia menjalani cuti untuk berobat. Namun, foto-foto pada akhir bulan menunjukkan dia menikahi mantan Miss Moskow di ibu kota Rusia itu.
Raja Bergilir
Malaysia adalah satu-satunya negara di dunia yang rajanya menjabat secara bergilir sejak negara tersebut merdeka pada 1957.
Predikat Sultan Malaysia diberikan kepada salah satu dari sembilan raja negara bagian setiap lima tahun sekali.
Namun kewenangan Sultan Malaysia sangat terbatas lantaran kekuasaan sebenarnya terletak pada parlemen dan perdana menteri.
Istana Negara tidak mengungkap alasan di balik pengunduran diri Muhammad V. - Getty Images
Meski demikian, jabatan tersebut sangat terhormat, terutama bagi warga Muslim Melayu yang memandang raja sebagai penopang tradisi Islam dan Melayu. Kritik yang dinilai menghina sultan dapat berujung pada hukuman penjara.
Perdana Menteri Mahathir Mohamad, yang mejabat melalui pemilihan umum Mei lalu, sempat bersitegang dengan sejumlah sultan pada masa pemerintahan yang lalu ketika dia berupaya membatasi kewenangan mereka, sebagaimana dilaporkan wartawan BBC, Jonathan Head.
Pekan lalu, Mahathir mengingatkan semua warga Malaysia harus tunduk pada hukum apapun statusnya.