Malam Tahun Baru, WNI Muslim di Tokyo Khataman Alquran

Suasana khataman Alquran di Masjid Al Ikhlas Kabukicho Shinjuku Tokyo, Jepang
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Andy Lala (Tokyo, Jepang)

VIVA – Di Indonesia khususnya di kota besar seperti Jakarta, merayakan malam pergantian tahun identik dengan pesta kembang api dan tiup trompet. Namun di Tokyo, Jepang, ada sebagian kecil warga negara Indonesia (WNI) beragama Islam memilih untuk menamatkan membaca kitab Alquran (khataman) 30 juz secara bergantian di masjid. 

Pantauan VIVA di Masjid Al Ikhlas Kabukicho Shinjuku Tokyo, berlangsung khataman Alquran di malam pergantian tahun, Senin, 31 Desember 2018. Khataman ditutup dengan doa dan santap malam bersama. 

Ketua pengurus Masjid Al Ikhlas Kabukicho Muhammad Anwar (49) menjelaskan, kegiatan ini dimaksudkan agar WNI Muslim yang ada di Jepang bisa menutup malam pergantian tahun dengan membaca Alquran secara bersama sambil bersilaturahmi.        

“Ini adalah kegiatan pertama kali. Jadi teman-teman pada berpikir, khusus untuk WNI, baik yang tinggal di Jepang atau yang sedang liburan untuk mengawali 2019 ini dengan membaca Alquran. Di kala orang mengadakan pesta-pesta, apalagi di Jepang, kita buat membaca Alquran di masjid,” ujar Anwar.  

Acara ini, lanjut Anwar, dihadiri oleh 30 orang yang membaca Alquran setiap juz secara bergantian. Sementara itu, untuk makan bersama, selain dari masjid, juga ada jemaah yang datang dengan membawa makanan.

“Harapan kita semua masjid itu mengadakan acara serupa. Ini acara pada urunan (saling menyumbang). Ada yang nyumbang makanan. Setelah ini kita salat Tahajud bareng lanjut salat Subuh," kata bapak satu anak yang sudah tinggal di Jepang selama 10 tahun ini.  

Masjid yang berlokasi di tengah-tengah pusat hiburan malam di Shinjuku ini, menurut Anwar, sehari-harinya menyediakan stok makanan untuk jemaah. Hal ini agar jemaah merasa betah.

“Masjid ini lokasinya di tengah lokalisasi. Jadi tetangga kita ini umumnya tempat hiburan malam. Dan sulit sekali mencari makanan halal maka pengurus masjid sehari-harinya menyediakan stok makanan halal. Silakan buat jemaah yang kebetulan salat di masjid ini untuk mengolah makanan. Supaya mereka fokus untuk ibadah,” kata Anwar.

Dimas Wahyu Sulistiono (25), salah seorang peserta, mengaku senang dengan acara khataman Alquran di malam pergantian tahun 2018 menuju 2019 di Masjid Al Ikhlas Kabukicho. Pria yang sehari-hari bekerja di bagian pengecoran logam salah satu perusahaan swasta di Hamamatsu Jepang ini, bersyukur bisa menghabiskan malam pergantian tahun dengan ibadah.

"Kebetulan tadi pas habis salat Magrib diajakin ikut khataman Quran. Saya sangat senang bisa ikut. Sekalian silaturahmi dengan jemaah lain," kata Dimas.     

Jaga Suasana Damai 

Muhammad Anwar yang juga ketua Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (LAZIS NU) Pengurus Cabang Istimewa NU Jepang berharap, WNI yang bermukim di Jepang senantiasa menjaga suasana damai menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif serta Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, April 2019. 

Selain imbauan pemilu damai 2019, Anwar memastikan, NU di Jepang tidak akan mengarahkan WNI Muslim di Jepang untuk memilih pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) tertentu. “Kalau toh ada yang membanggakan atau menghujat salah satu calon kita ingatkan. Eh, ini masjid jangan bicara itu," ujarnya. 

Dia selalu mengingatkan agar menghindari soal politik di masjid.

"Ya, Kiai Haji Ma’ruf Amin itu orang NU, tapi kami tidak bicara itu (pilpres). Kami berprinsip kalian silakan pilih dan tidak usah saling menjelekkan. Karena apa? Efeknya, dosanya kita sendiri yang nanggung. Yang jelekin Pak Jokowi, ya Pak Jokowi enggak dosa, yang dosa ya kita yang jelekin Pak Jokowi. Begitu juga yang jelekin Pak Prabowo, yang nanggung dosa kita sendiri,” ujarnya. (art)