Mahathir Tegaskan Tak Ada yang Berhak Akui Yerusalem Ibu Kota Israel
- ANTARA FOTO/ICom/AM IMF-WBG/Afriadi Hikmal
VIVA – Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad mengkritik langkah Australia, yang mengakui Yerusalem Barat sebagai Ibu Kota Israel. Mahathir mengatakan, negara-negara tidak memiliki hak untuk melakukannya.
"Yerusalem, harus tetap seperti sekarang dan bukan Ibu Kota Israel. Yerusalem selalu berada di bawah Palestina. Jadi, mengapa mereka mengambil inisiatif untuk membagi Yerusalem. Mereka tidak memiliki hak," kata Mahathir, seperti dilansir South China Morning Post, Senin 17 Desember 2018.
Sebagai salah satu negara dengan mayoritas penduduk Muslim, Malaysia memiliki sikap yang sama dengan Indonesia, yaitu mendukung solusi dua negara dalam konflik Palestina-Israel.
Status Yerusalem, yang merupakan rumah bagi situs-situs suci bagi agama Muslim, Kristen, dan Yahudi, merupakan salah satu hambatan terbesar bagi perjanjian damai antara Israel dan Palestina. Sebab, Palestina menginginkan Yerusalem Timur untuk diakui sebagai ibu kota negaranya.
Perdana Menteri Australia, Scott Morrision pada akhir pekan lalu, mengumumkan secara resmi pengakuannya terhadap Yerusalem Barat. Meski demikian, dia mengatakan, belum ada rencana segera untuk memindahkan kedutaan Australia dari Tel Aviv. (asp)