Polisi Rumania Bentrok dengan Demonstran Anti-pemerintah

- EPA
Sumber :
  • bbc

Polisi Rumania bentrok dengan puluhan ribu demonstran anti-pemerintah di seluruh Rumania.

Sekitar 30.000 hingga 50.000 orang, termasuk ekspatriat, turun ke jalan untuk melakukan demonstrasi, laporan media mengatakan.

Beberapa pengunjuk rasa di ibukota Bucharest melemparkan botol dan potongan trotoar, sementara polisi menggunakan gas air mata, semprotan merica dan bahkan meriam air.

Sekitar 100 membutuhkan perawatan medis dan 10 polisi terluka, kata dinas darurat.

Sekelompok pengunjuk rasa mencoba masuk ke gedung pemerintah di Bucharest, tetapi ditahan oleh pasukan keamanan polisi.

Yang lainnya mengibarkan bendera EU dan Rumania dan meneriakkan slogan-slogan.

Para pengunjuk rasa menuntut pengunduran diri pemerintah, keberatan dengan upaya pelemahan peradilan yang dilakukan partai Demokrat Sosial (PSD) yang berkuasa, serta upah rendah dan korupsi yang mengakar di negara itu.


Polisi bentrok dengan demonstran di seluruh negara - Reuters


Pihak berwenang menggunakan gas air mata, semprotan merica dan meriam air untuk memadamkan demonstrasi - Reuters

Ini merupakan puncak dari aksi protes terhadap PSD yang sudah terjadi selama berbulan-bulan

Pada bulan Juli, Presiden Klaus Iohannis menyetujui pemecatan jaksa anti-korupsi Laura Codruta Kovesi, yang telah memimpin penyelidikan terhadap politisi lokal dan nasional yang terlibat korupsi.

Presiden Iohannis berada di bawah tekanan besar dari PSD untuk menyetujui pemecatannya.

Sekitar 150.000 berkumpul di Bucharest tahun lalu setelah pemerintah mengeluarkan keputusan yang dapat membebaskan mereka yang dipenjara atas tuduhan korupsi.


- EPA

Banyak ekspatriat asal Rumania juga turut bergabung dalam aksi ini.

Ileana Anghel melakukan perjalanan jauh dari rumahnya di Spanyol bersama suaminya untuk ambil bagian.

"Kami ingin melihat jalan-jalan modern dan sekolah-sekolah, dan di atas segalanya tidak perlu membayar suap ke kiri dan kanan," katanya kepada AFP.

Vlad yang berusia enam puluh tahun terbang kembali ke Rumania dari New York, tempat dia tinggal selama 30 tahun.

"Korupsi dan penggelapan, yang menguntungkan kelas penguasa, adalah apa yang mengganggu saya," kata Vlad kepada kantor berita yang sama.

Menurut Bank Dunia, hingga seperempat penduduk Rumania - antara tiga dan lima juta orang - tinggal dan bekerja di luar negeri, mengirim kembali sekitar US$5 miliar, atau sekitar Rp 72 triliun ke salah satu negara paling tidak berkembang di Uni Eropa ini.