Mahasiswa Internasional Cenderung Bertahan di Australia Setelah Lulus
- abc
Mahasiswa internasional yang telah menyelesaikan pendidikannya di Australia cenderung bertahan di negara itu. Mereka memanfaatkan skema visa 485 yang belaku hingga 4 tahun dan memungkinkan mereka bekerja.
Hal itu terlihat dari meningkatnya jumlah sarjana internasional dari berbagai negara yang mendapatkan Visa 485.
Data bulan Maret 2018 menunjukkan 50.000 sarjana internasional ini tetap berada di Australia, meningkat tajam dari 16.000 dalam tempo 12 bulan.
Peningkatan ini menimbulkan kekhawatiran politisi Partai Buruh yang beroposisi.
Namun Rektor Australian National University (ANU) Professor Brian Schmidt berpendapat para sarjana internasional ini tidak menggeser pekerja lainnya.
Juru bicara oposisi urusan keimigrasian Shayne Neumann mengatakan mahasiswa internasional merupakan kontributor penting bagi perekonomian.
Namun, katanya, kenaikan jumlah pemegang visa 485 ini bisa memincu kekhawatiran sejumlah kalangan.
"Menjadi tugas Pemerintahan Turnbull untuk memastikan integritas program migrasi Australia," katanya.
Tahun lalu tercatat sebanyak 350.000 mahasiswa internasional terdaftar di berbagai perguruan tinggi Australia. Angka ini meningkat sekitar 100.000 dibandingkan tiga tahun sebelumnya.
Kesenjangan antara jumlah penerimaan mahasiswa dan kelulusan, serta pemberian visa 485, akan mendorong peningkatan sarjana internasional yang bertahan di Australia.
Sesuai ketentuan yang ada, saat ini mahasiswa internasional diperbolehkan bekerja maksimal 20 jam per minggu saat masih kuliah.
Namun, begitu mereka lulus, batasan jam kerja tersebut sudah ada lagi.
Skema ini memberikan visa yang berlaku dua tahun setelah tamat bagi jenjang pendidikan tinggi minimal dua tahun. Atau visa hingga empat tahun untuk jenjang pendidikan tinggi dengan kualifikasi lebih tinggi.
Skema ini pula telah membantu sejumlah sarjana internasional menjadi penduduk tetap (Permanent Resident).
Namun data lainnya menunjukkan mayoritas sarjana internasional memilih kembali ke negara asalnya.
External Link: Explosion in graduate visas Tidak menggeser pekerja lainnya
Rektor ANU Prof Brian Schmidt mengatakan visa 485 memberikan fleksibilitas dan insentif keuangan kepada para mahasiswa.
"Tetapi hal itu juga berarti lulusan kita ini, yang terdidik dengan sangat baik, berkesempatan untuk berkontribusi pada perekonomian Australia," katanya kepada ABC.
"Mereka tidak menggeser pekerja lainnya. Mereka ini orang-orang bernilai sangat tinggi yang sebenarnya sulit untuk didapatkan," tambahnya.
Laporan Komisi Produktivitas tahun 2015 menyatakan program imigrasi terbukti meningkatkan pasokan tenaga kerja muda.
Sejak laporan ini dirilis, jumlah pemegang visa dimaksud telah meningkat lebih dari dua kali lipat.
Perubahan visa ini pada 2013 memberikan hak kerja lebih leluasa bagi mahasiswa yang telah lulus.
Menurut Survei Kepuasan Mahasiswa Internasional tahun 2016, kesempatan bekerja di Australia setelah kuliah dipandang lebih penting daripada kesempatan bekerja paruh waktu selama kuliah.
Survei ini menyebutkan faktor-faktor terpenting bagi mahasiswa internasional berkuliah di Australia:
- Reputasi kualifikasi
- Reputasi universitas
- Reputasi pendidikan.
Sementara peluang bekerja di Australia setelah sarjana menjadi faktor yang berada di bawah faktor reputasi guru, peluang studi lebih lanjut dan kehidupan sosial.
Diterbitkan oleh Farid M Ibrahim dari artikel ABC Australia.