Malaysia Airlines Alami Emergency Gara-gara Sampul Plastik Tertinggal
- abc
Penerbangan Malaysia Airlines terpaksa kembali ke Bandara Brisbane, Australia, pekan lalu setelah mengalami emergency yang tampaknya disebabkan kegagalan pemeriksaan pesawat sebelum lepas landas.
ABC mendapatkan informasi bahwa empat sampul plastik yang ditempatkan pada alat pengukur vital yang harusnya dicopot, tetap berada di tempatnya.
Setelah lepas landas, sampul tersebut meleleh dan memblokir tabung pitot yang digunakan untuk menghitung kecepatan udara dan ketinggian pesawat.
Investigasi Biro Keamanan Transportasi Australia kini mencoba menetapkan siapa yang bertanggung jawab atas hal tersebut.
Peristiwa itu terjadi sekitar Pukul 11:18 malam pada 18 Juli lalu. Pesawat dengan nomor penerbangan MH134 telah meninggalkan Brisbane.
Ketika pesawat naik, kru kokpit menemukan bahwa indikasi ketinggian pesawat tidak tampak. Begitu pula dengan kecepatan pesawat.
Para kru ini langsung mengeluarkan tanda peringatan dan kembali ke Brisbane.
Satu minggu kemudian, pesawat tersebut masih berada di Bandara Brisbane.
Malaysia Airlines dalam pernyataannya kemarin menjelaskan pesawat A330 itu masih menjalani pemeriksaan pra-penerbangan.
Ada masalah lebih besar
Airbus/ CASA Airworthiness Bulletin, Issue 4, 3 May 2018
"Kami selalu melihat hal seperti ini dari maskapai penerbangan," kata Steve Purvinas dari Australian Aircraft Engineers Association.
"Mereka mengatakan ada insiden kecil yang menyebabkan kami kembali. Pesawat mengalami masalah kecil; pesawatnya dikandangkan katakanlah tiga bulan," ujarnya.
"Itu biasanya menunjukkan adanya masalah lebih besar yang tidak bisa mereka perbaiki," katanya.
"Dalam kasus pesawat Malaysia ini, pasti ada masalah selain hanya beberapa sampul pitot (alat pengukur) yang tertinggal di lubang pitot," tambah Purvinas.
Dia menjelaskan ada empat pitot di bagian depan badan pesawat, berfungsi sebagai sumber utama pengukuran kecepatan udara.
Informasi lain yang diperlukan untuk mengetahui kecepatan udara adalah pengukuran ketinggian, dan informasi itu berasal dari sisi wahana alat tersebut.
Di Brisbane, ada masalah dengan serangga yang membuat sarang di dalam wahana alat tersebut dalam waktu 20 menit.
Sampul dipasang di wahana alat ini untuk menghentikan masuknya serangga.
"Tampaknya dalam kasus Malaysia Airlines ini tidak ada yang memeriksa pesawat sebelum lepas landas dan penutup itu masih terpasang," kata Purvinas.
"Akibatnya Anda tidak bisa mengukur kecepatan udara ketika pesawat mulai bergerak," jelasnya.
Siapa yang bertanggung jawab
Perusahaan perawatan pesawat yang menawarkan jasa kepada Malaysia Airlines di Brisbane adalah Aircraft Maintenance Services Australia (AMSA).
ABC telah menghubungi mereka namun belum mendapatkan jawaban.
Pemeriksaan pra-penerbangan juga dilakukan oleh anggota kru teknis.
Seorang pensiunan pilot A380 James Nixon menjelaskan kepada ABC bahwa dalam pemeriksaan pesawat sebelum lepas landas, ada petugas yang akan mengkonfirmasi bahwa mereka telah memeriksa seluruh bagian pesawat.
"Teknisi ini bertugas mengelilingi pesawat setelah semua pintu ditutup, setelah semua mobil katering pergi, memastikan tak ada mobil katering yang menabrak pesawat, memastikan tidak satu pun dari penanda "lepas sebelum penerbangan" yang masih tertinggal," jelasnya.
Ada laporan dari pilot lainnya serta teknisi pesawat bahwa terjadi kebocoran cairan hidrolik dari pesawat ini, namun belum diketahui apakah terjadi selama manuver sebelum lepas landas atau setelah mendarat kembali.
Penyelidikan Biro Keamanan Transportasi Australia diperkirakan akan rampung dalam beberapa minggu.
Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di sini.