Polisi Malaysia Bekuk 3 WNI Diduga Terlibat ISIS
- REUTERS
VIVA – Polisi Malaysia menangkap tujuh tersangka terkait ISIS, termasuk seorang pria yang mengancam akan membunuh Raja Malaysia dan Perdana Menteri Mahathir Mohamad.
Dilansir Straits Times, Kepala Polisi Mohamad Fuzi Harun mengatakan, penangkapan itu terjadi selama operasi khusus di empat negara bagian yaitu Johor, Terengganu, Selangor dan Perak, pada 12-17 Juli 2018.
Empat dari tersangka adalah warga Malaysia, sementara tiga lainnya merupakan warga negara Indonesia.
Polisi menangkap dua orang Malaysia pada 16 Juli di Johor, yakni seorang pria berusia 42 tahun dan seorang wanita berusia 24 tahun.
Tersangka wanita diyakini telah mentransfer uang sebesar RM4.000 kepada Muhammad Nasrullah Latif dikenal sebagai Abu Gomez, seorang warga Malaysia yang bergabung dengan ISIS Suriah.
Sementara tersangka pria diduga telah membuat ancaman lewat Facebook, yaitu akan meluncurkan serangan bom di Malaysia, Indonesia dan Filipina, pada Juni lalu.
Sebelum ini, ia telah melakukan kontak dengan Muhammad Wanndy Mohamed Jedi, seorang warga Malaysia yang merupakan anggota ISIS Suriah dan pemimpin di balik serangan bom, di sebuah klub di pinggiran kota KL Puchong pada 28 Juni 2016.
Pada tanggal 12 Juli lalu di Terengganu, polisi menangkap seorang pria Indonesia berusia 26 tahun. Ia adalah anggota Negara Islam Indonesia, sebuah cabang gerakan Darul Islam yang anggotanya mengangkat senjata melawan pemerintah, dengan tujuan menciptakan negara Islam.
Dia diduga telah mengucapkan janji setia kepada pemimpin kelompok di Bandung antara tahun 2015-2017, serta menerima pelatihan senjata di Bandung antara 2015-2018.
Istrinya yang merupakan seorang warga Malaysia, juga telah berjanji setia kepada kelompok tersebut. Tersangka telah merencanakan membawa istri dan anak tiri mereka ke Suriah untuk bergabung dengan kelompok militan ISIS.
Kemudian, seorang WNI pekerja kontrak berusia 27 tahun ditangkap pada 12 Juli di Petaling Jaya, Selangor. Dia mengaku terlibat dengan ISIS, memiliki sekitar 100 video dan 90 foto yang menggambarkan kegiatan ISIS di telepon genggamnya.
Dia juga mempromosikan grup di akun Facebooknya, dengan mengunggah video dan foto-foto itu. Dia berencana pergi ke Suriah untuk bergabung dengan kelompok militan.
Sementara itu di Ipoh, Perak, seorang buruh pabrik Indonesia berusia 42 tahun ditangkap pada 14 Juli. Dia mengaku memiliki hubungan dengan seorang anggota jaringan ekstremis Indonesia, Jamaah Ansharut Daulah yang terlibat dalam pembunuhan seorang polisi di Kelapa Dua, Depok, pada 10 Mei 2018. (mus)