Kepolisian Australia Barat Minta Maaf Pada Komunitas Aborijin
- abc
Kepala Kepolisian Australia Barat (WA), Chris Dawson, telah secara resmi meminta maaf atas penganiayaan terhadap warga Aborijin oleh petugas polisi di negara bagian itu.
Dawson menggunakan pidato memeringati Pekan NAIDOC (Komite Nasional Hari Aborijin dan Kepulauan) untuk mengakui peran "penting" yang dimainkan polisi dalam berkontribusi terhadap sejarah traumatis dari masyarakat Aborijin dan Kepulauan Selat Torres Australia, yang ia sebut masih dirasakan hingga sekarang ini.
"Hari ini atas nama kepolisian Australia Barat, saya ingin mengatakan maaf kepada masyarakat Aborijin dan Selat Torres atas keterlibatan kami dalam tindakan yang tak patut sebelumnya yang telah menyebabkan rasa sakit dan penderitaan yang tak terukur," kata sang kepala polisi.
"Pemindahan paksa anak-anak Aborijin dan Selat Torres dari keluarga dan komunitas mereka, pemisahan ibu dan anak-anak mereka, saudara perempuan, ayah dan saudara, kehilangan keluarga dan penghancuran budaya telah berdampak buruk."
Ia mengatakan, sementara masa lalu tak bisa diubah, hal itu bisa dipelajari.
"Kita bisa menebus kesalahan dan memastikan tidak berulang," kata Komisaris Dawson.
"Mulai hari ini dan dalam periode saya sebagai Komisaris Polisi, saya akan mengambil langkah-langkah untuk menyembuhkan luka-luka historis antara polisi dengan masyarakat Aborijin dan Selat Torres."
Komisioner Dawson mengatakan, ia berharap permintaan maaf akan menjadi langkah lain untuk memperbaiki hubungan dan bekerja untuk mengurangi representasi berlebihan yang signifikan dari orang-orang Aborijin dalam kasus hukum, dan mencatat beberapa pekerjaan baik yang dilakukan oleh program pengalihan pemuda.
Komisioner menunjuk pada hubungan yang dibangun antara polisi dan masyarakat di kota bagian utara WA, yakni Wyndham, sebagai contoh bagaimana sejumlah hal bisa diperbaiki.
"Hubungan yang dibangun antara polisi dan pemuda Aborijin sekarang begitu bagus di Wyndham, seorang sesepuh baru mengatakan kepada saya minggu lalu bahwa anak-anak Aborijin sekarang menganggap polisi sebagai teman dan pelindung mereka, daripada melarikan diri (dari mereka)," katanya.
ABC News: Courtney Bembridge
Permintaan maaf diharapkan bawa perubahan
Pengacara Aborijin, Mervyn Eades, mengatakan ia berharap permintaan maaf itu membuka jalan bagi peningkatan hubungan antara polisi dan komunitas Aborijin.
"Saya benar-benar terkejut mengingat budaya yang telah ada sejak lama di kepolisian tetapi, tahukah anda, itu adalah kemajuan dan merupakan langkah maju yang besar sehingga kami bisa membangun hubungan ini," katanya.
Carol Roe adalah nenek dari perempuan Aborigin, Ms Dhu, yang meninggal dalam tahanan polisi di wilayah South Hedland pada tahun 2014.
Ia mengatakan, ia merasa terhina dirinya tidak diundang ke upacara pada hari Kamis (12/7/2018) tetapi mengatakan ia menyambut permintaan maaf itu dan berharap hal tersebut akan mengarah pada perubahan nyata.
"Saya pikir kita semua manusia, kita semua mengalami hal yang sama, dan itulah yang perlu mereka ingat," katanya.
"Kami adalah bangsa tertua di dunia, mengapa kita tidak diperlakukan seperti itu? Ini tidak bisa dipercaya."
"Sudah waktunya ada perubahan."
Kepala Layanan Hukum Aborijin, Dennis Eggington, mengatakan permintaan maaf itu merupakan langkah positif untuk meningkatkan hubungan antara polisi dan komunitas Aborijin.
Ia mengatakan memperbaiki hubungan itu akan sangat membantu mengurangi diskriminasi dan intoleransi di masyarakat luas.
"Semua orang melihat polisi sebagai penegak hukum dan keadilan dan untuk melindungi dan melayani, di dalam struktur masyarakat-lah terletak cara berpikir warga atas hubungan yang mengerikan ini, tetapi jika ada petinggi polisi yang mengatakan itu tidak cukup baik maka itu adalah pesan yang jelas bagi seluruh komunitas," katanya.
"Komisioner Dawson cukup pandai untuk mengetahui bahwa kita terlalu banyak terlibat dalam kasus hukum, bukan karena kita lebih kriminil, tetapi karena manipulasi sosial, diskriminasi dan tidak memiliki hubungan yang seharusnya kita miliki sejak awal."
ABC News: Erin Parke
Dipuji masyarakat setempat
Egginton mengatakan permintaan maaf adalah langkah berani Komisaris Dawson dan ia berharap sentimen itu akan menular di seluruh unit kepolisian.
CEO Kununurra Waringarri Corporation, Desmond Hill, mengatakan, adalah hal yang bagus untuk melihat seseorang melangkah ke depan.
"Saya pikir, menimbang berat rasisme, hal itu terlalu banyak menyita perhatian dirinya sendiri (Komisaris Dawson)," katanya.
"Saya pikir itu bukan salahnya, itu lebih karena ketidaktahuan dari orang tua dan masa lalu bahwa mereka tidak pernah diajarkan atau memahami warga Aborijin, jadi mereka bekerja dengan pihak yang tidak diketahui."
Ia mengatakan, para petugas kadang-kadang dikirim ke daerah-daerah terpencil di mana mereka terlibat dengan warga Aborijin untuk pertama kalinya dan ia mendesak polisi untuk memastikan para petugas itu bisa mengakses pelatihan budaya.
"Saya bertemu dengan beberapa polisi yang sangat baik, saya bertemu dengan beberapa orang yang benar-benar tidak yakin, saya telah melihat rasisme dalam sebagian besar hidup saya dan banyak dari itu hanya karena ketidaktahuan, orang-orang tidak tahu apa yang mereka hadapi sehingga mereka menghadapinya dengan paksa," katanya.
"Cukup mudah untuk mengatakan dengan baik, "mari kita maju", tetapi ketika Anda melihat sejarah dan pembantaian dan hal itu, hal itu masih ada dalam pikiran orang.”
"Jadi bagi mereka untuk melepaskan diri dari hal itu, kita harus bekerja untuk generasi berikutnya dan polisi harus terlibat dengan program kami sehingga anak-anak belajar mempercayai mereka, bahwa mereka tidak ada di sana untuk mengunci mereka, membawa mereka pergi, hal seperti itu."
Selama upacara, bendera Aborijin dan Kepulauan Selat Torres dikibarkan di luar markas polisi di Perth Timur untuk pertama kalinya.