Peretas China Kumpulkan Informasi Soal Kamboja Jelang Pemilu
- abc
Para peretas dari China dilaporkan telah berhasil masuk ke dalam sistem jaringan komputer milik berbagai lembaga pemerintah Kamboja, menjelang pemilu tanggal 29 Juli mendatang.
Demikian sebuah laporan keamanan siber terbaru yang diperoleh ABC.
Analis dari perusahaan keamanan siber asal Amerika Serikat Fire Eye sudah merinci mengenai kegiatan yang dilakukan peretas dari China tersebut dalam sebuah laporan yang diterbitkan dua minggu sebelum pemilu berlangsung.
Laporan Fire Eye merinci bagaimana sebuah kelompok peretas yang terkenal di China TEMP.Periscope mencari sasaran beberapa lembaga penting pemerintah Kamboja, diantaranya Senat Parlemen, Kementerian Luar Negeri, Ekonomi dan Keuangan, dan juga tokoh oposisi dan media lokal.
Manajer senior Fire Eye bidang analisa spionase siber Benjamin Read mengatakan kelompok peretas China tersebut sudah mampu mendapatkan banyak informasi mengenai pemilu Kamboja dan juga bagaimana jalannya pemerintahan.
"Mereka secara luas mencari sasaran berbagai bagian dari masyarakat Kamboja," kata Read kepada ABC.
"Pemerintah, media Kamboja, dan juga tokoh oposisi di sana, jelas semua menjadi bagian dari ketertarikan menjelang pemilu di akhir bulan."
Menurut Fire Eye, lembaga lain yang juga menjadi sasaran adalah Komisi Pemilu Kamboja, Kementerian Dalam Negeri dan para diplomat asing.
Dalam pemilu tanggal 29 Juli, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen diperkiraka akan menang relak dalam pemilu yang hampir tidak ada calon lain yang kuat, dan belakangan ini, pemimpin Kamboja yang pro-Beijing ini sudah meningkatkan kecamannya terhadap Amerika Serikat.
Kamboja juga menikmati meningkatnya dana bantuan dari China.
Berbeda dengan Vietnam, Kamboja mendukung Beijing dalam mengklaim wilayah yang dipersengketakan di Laut China Selatan.
Read mengatakan perusahaannya hanya menemukan adanya usaha pengumpulan data yang dilakukan China, dan bukannya campur tangan dalam pemilu.
Namun dia mengatakan aktivitas itu sendiri harus dicurigai.
Dia juga mengatakan sejauh ini tampaknya para peretas China hanya mengumpulkan data intelejen yang berguna menjelang pemilu Kamboja.
"Kami seperti sudah merasa kebal melihat adanya berbagai tindakan peretasan yang dilakukan China. Di satu sisi ini bukan hal yang luar biasa, aktivitas yang sudah pernah kita lihat dilakukan China sebelumnya."
"Namun kalau kita melihat lebih dalam, kita bisa mengatakan "bukti ini berarti China bisa melakukan tindak mata-mata terhadap sebagian besar pemerintah dan masyarakat Kamboja", ini hal yang serius."
Lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini