Dubes AS untuk Estonia Mundur Gara-gara Trump
- bbc
Duta Besar AS untuk Estonia, James D Melville dilaporkan frustrasi atas pernyataan yang dibuat oleh Presiden Donald Trump tentang sekutu AS, Eropa. Melville menyatakan mengundurkan diri dari jabatan dubes.
Melville mengungkapkan dalam Facebook bahwa komentar-komentar Trump telah mendorongnya mengambil keputusan untuk pensiun, dilaporkan majalah Foreign Policy.
Presiden AS itu memberlakukan tarif dagang pada beberapa industri Uni Eropa dan dengan keras mengkritik sekutu NATO.
Diplomat AS lainnya juga telah meninggalkan pos mereka lebih awal dalam beberapa bulan terakhir.
Pada bulan Januari, Duta Besar AS untuk Panama John Feeley lebih dulu mengundurkan diri. Dia mengatakan dia tidak lagi bisa bekerja di bawah pemerintahan Presiden Trump.
Sebulan sebelumnya, Elizabeth Shackelford mengundurkan diri dari jabatannya di Nairobi di mana dia bekerja untuk misi AS ke Somalia.
Dilaporkan Foreign Policy, dalam surat pengunduran dirinya kepada Menteri Luar Negeri Rex Tillerson, dia mengatakan berhenti karena AS telah meninggalkan hak asasi manusia sebagai prioritas.
Melville adalah seorang diplomat karir dan menjadi Duta Besar AS di Estonia pada tahun 2015 setelah dinominasikan oleh Presiden Barack Obama.
Dia sebelumnya memegang jabatan diplomatik senior di beberapa negara Eropa. Menurut biografnya di situs Departemen Luar Negeri AS, Melville fasih berbicara bahasa Rusia, Jerman dan Perancis.
Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri mengkonfirmasi mundurnya Melville pada hari Jumat lalu. "Sebelumnya pada hari ini, Duta Besar Amerika Serikat untuk Estonia, Jim Melville, mengumumkan niatnya untuk pensiun dari dinas luar negeri efektif 29 Juli setelah 33 tahun pelayanan publik,” katanya.
Presiden Trump mengulangi kritiknya terhadap sesama anggota NATO pada Jumat ketika dalam penerbangan dari Washington ke klub golf pribadinya di New Jersey.
Dia mengatakan kepada wartawan di pesawat Air Force One bahwa negara-negara termasuk Jerman, Spanyol dan Perancis harus meningkatkan kontribusi keuangan mereka ke blok tersebut.
"Tidak adil apa yang telah mereka lakukan ke Amerika Serikat," katanya. "Amerika Serikat membayar jauh lebih tidak proporsional dibandingkan yang lain."
Pernyataannya diberikan kurang dari dua minggu sebelum pertemuan puncak NATO di Brussel, Belgia.