Pemilu Turki: Erdogan Klaim Menang Lagi

- Getty Images
Sumber :
  • bbc

Calon petahana Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan telah mengklaim kemenangan dalam pemilu kemarin, meskipun hasil resmi belum diumumkan. Erdogan meraih 53% suara, mengalahkan rival kuatnya, Muharrem Ince yang memperoleh 31% dukungan, tulis media pemerintah Turki, Anadolu.

Tidak hanya itu, Erdogan juga menyebut partainya, AK, juga meraih mayoritas suara di parlemen, dalam pemilu legislatif yang diselenggarakan bersamaan dengan pilpres pada Minggu (24/06).

Dari 96% suara yang sudah masuk, partai AK memimpin dengan 42% suara, sementara partai oposisi, CHP, 23% suara.


Pendukung Erdogan berparade di jalan merayakan kemenangan pemilu. - Getty Images

Ini adalah ujian demokrasi yang berhasil, kata Erdogan.

Meskipun begitu, oposisi menyebut Erdogan terlalu dini menyatakan kemenangan.


Pendukung AK menyaksikan pidato klaim kemenangan Erdogan. - Getty Images

Berdasarkan konstitusi terbaru Turki, presiden negara yang terletak di Asia dan Eropa itu, akan memiliki kekuasaan yang lebih besar.

Sejumlah pengkritik menyebut ini bisa berbahaya karena kekuasaan terakumulasi di satu orang saja. Alhasil, tidak ada pengawasan dari lembaga setara lainnya.

Jumlah pemilih tinggi, tidak terjadi ` gejolak`

Media pemerintah Turki, Anadolu, menyebut jumlah pemilih yang datang memberikan suara mencapai 87%.

"Saya harap tidak ada yang akan mencurangi hasil ini," kata Erdogan.


Muharrem Ince berikrar menjadi pemimpin nonpartisan jika terpilih. - AFP

Kepala Bidang Politik Kedutaan Besar Republik Indonesia di Ankara, Fahmi Aris Innayah, mengungkapkan hasil tersebut `menandakan kemenangan demokrasi Turki`.

"Karena tingkat partisipasinya cukup tinggi. Dan salah satu yang menggembirakan pula karena tidak ada gejolak apapun dalam penyelenggaraan pemilu ini," jelasnya dalam wawancara dengan wartawan BBC News Indonesia, Rohmatin Bonasir, melalui sambungan telepon pada Minggu malam (24/06).


Seorang perempuan masuk ke bilik suara diikuti oleh anaknya di Ankara, Turki, Minggu (24/06). - Getty Images

Fahmi menyebut tantangan terbesar Erdogan adalah pengendalian tingkat inflasi yang telah mencapai 11?n penurunan angka pengangguran. Selain itu, penyelesaian kasus pemberontakan, menjadi fokus lain tantangan dalam negeri, di samping isu Suriah dan ISIS, di kawasan.

"Turki juga bertekad untuk mandiri di bidang teknologi. Ingin punya persenjataan yang maju, Ingin menguasai (sistem misil) S-400 dan (pesawat tempur) F-35. Selain itu, ada tekad kuat juga untuk menjadi anggota Uni Eropa."

 

Jika Erdogan menang, apa yang akan terjadi?

 

Dia akan memulai masa jabatannya yang kedua dengan supergesit.

Dulu jabatan presiden di Turki tak lebih dari jabatan seremonial. Namun, pada April 2017, 51% pemilih Turki mendukung konstitusi baru yang memberikan presiden sejumlah wewenang kuat.

Di antaranya:

Pihak pengkritik menuding Erdogan mencoba memerintah seorang diri, dan lawan politiknya menyebut kekuasaannya tidak akan mendatangkan perubahan.

Jika pilpres dan pemilihan umum legislatif sama-sama dimenangi Erdogan dan partai AK, lanskap politik Turki tidak akan banyak berubah.


Erdogan menarik pendukung dari berbagai wilayah. - Getty Images

Namun, jika hasilnya berbeda, ketidakstabilan politik dikhawatirkan bisa terjadi.

Sejak percobaan kudeta pada 2016, Turki telah mengalami masa sulit. Lebih dari 160.000 orang ditahan, menurut PBB, sebagai bagian dari upaya pembersihan pengaruh Fethullah Gulen—ulama yang dituding pemerintah Turki berada di balik upaya kudeta.

Gulen sendiri membantah keterlibatan apapun. (ren)