Palestina Kecam Kunjungan Yahya Staquf ke Israel
- AJC Global
VIVA – Palestina melalui Kementerian Luar Negerinya mengecam kunjungan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Yahya Cholil Staquf, yang juga merupakan Sekretaris Jenderal Nahdlatul Ulama, ke Israel untuk menghadiri undangan konferensi hubungan Yahudi-Amerika (AJC) di Yerusalem Palestina. Tak cuma hadir, Yahya Staquf menjadi pembicara pada pertemuan tersebut.
Melalui keterangan resminya yang di-posting Mohammed Bader di situs resmi Kemenlu Palestina, menyatakan bahwa partisipasi Staquf di acara tersebut merupakan pukulan bagi negara Palestina dan Yerusalem, yang saat ini wilayah Yerusalem itu sendiri tengah diduduki atau dikuasai oleh tentara Israel.
"Partisipasi delegasi juga bertentangan dengan posisi pemerintah Indonesia dan orang-orang yang ramah di Indonesia, yang selalu menyatakan penolakan mereka terhadap pendudukan dan kebijakannya, menghubungkan setiap perkembangan atau perubahan dalam hubungan dengan mengakhiri pendudukan Israel atas semua orang Palestina dan Wilayah Arab, dan pembentukan Negara Palestina dengan ibu kotanya Alquds Alsharif (Yerusalem), sesuai dengan Prakarsa Perdamaian Arab dan resolusi yang relevan dari legitimasi Internasional," sebagaimana yang dikutip dari Keterangan Kemenlu Palestina, Rabu, 13 Juni 2018.
Meski begitu, Palestina juga menganggap partisipasi Staquf ke Israel tersebut merupakan keputusannya pribadi, sehingga kehadiran Staquf itu ditegaskannya tidak akan memengaruhi hubungan bilateral Palestina-Indonesia, dan posisi Palestina dan rakyatnya yang menghargai dan menghormati Indonesia maupun rakyat yang dianggap ramah.
"Pihak Palestina menganggap peristiwa ini sebagai bagian dari kampanye Israel menyesatkan yang ditujukan untuk tampil dengan wajah yang beradab dan budaya yang menyerukan perdamaian, konvergensi dan dialog antaragama. Pada saat Israel telah bertahan selama beberapa dekade dengan pelanggaran dan kejahatan terhadap rakyat Arab Palestina dari Muslim dan Kristen, dan kesuciannya di Yerusalem dan seluruh Palestina," tulis keterangan tersebut.
Karena itu, Palestina menganggap, sepatutnya Staquf mengunjungi Yerusalem di bawah bendera Palestina, dan berkoordinasi dengan pihak Palestina maupun lembaga-lembaga spiritual Islam dan Kristen yang ada di Indonesia agar tidak bersimpangan dengan posisi Indonesia yang selalu mendukung pembebasan tanah Palestina, khususnya Yerusalem dari pendudukan Israel.
"Bukannya mengizinkan Israel untuk meneruskan proyek normalisasi di bawah subjek agama dan budaya, dan menerima untuk menjadi alat normalisasi oleh pendudukan Israel atas keagungan Islam dan Kristen (di Yerusalem)," tegasnya. (ase)