Usai Ketemu Kim, AS Batalkan Latihan Militer dengan Korsel
- bbc
Departemen Pertahanan Amerika Serikat berjanji kepada sekutu-sekutunya bahwa Washington DC akan tetap teguh pada komitmen menjaga keamanan setelah Presiden Donald Trump membatalkan latihan militer gabungan dengan Korea Selatan.
Keputusan Trump ini dikemukakan seusai bertemu dengan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, di Singapura, pada Selasa (12/06).
Trump mengatakan latihan militer gabungan itu "provokatif" meskipun AS telah berulang kali menegaskan pentingnya latihan itu diadakan.
Perkataan Trump menimbulkan indikasi bahwa sekutu-sekutu AS tidak diberitahu mengenai pembatalan latihan.
Kantor kepresidenan Korsel, yang lazim disebut Gedung Biru, menyatakan perlu "mencari tahu apa makna sebenarnya atau niatan" di balik pernyataan Trump.
Pada Selasa (12/06), Presiden Korsel, Moon Jae-in, berbincang dengan Trump selama 20 menit. Namun, menurut kantor berita, transkrip resmi pembicaraan tersebut tidak menyebut latihan militer sama sekali.
Pembatalan latihan gabungan AS-Korsel dipandang sebagai konsesi besar bagi Korut yang selama ini mengecam kerja sama tersebut.
Kim Jong-un mengatakan "sangat penting" menghentikan "aksi militer satu sama lain yang mengganggu dan bermusuhan".
Sebagaimana dilaporkan kantor berita , Kim mengatakan kedua negara "seharusnya berkomitmen menahan diri menimbulkan rasa benci" satu sama lain serta "menempuh langkah-langkah secara hukum dan institusional untuk menjaminnya".
- Reuters
Apakah Pentagon mengetahui pembatalan latihan militer?
Sehari sebelum Trump dan Kim bertemu, Menteri Pertahanan AS, Jim Mattis, mengatakan kepada wartawan bahwa dia tidak yakin jumlah pasukan AS di Semenanjung Korea akan jadi pembahasan kedua kepala negara.
Ketika ditanya apakah dia tahu jika diskusi semacam itu sudah direncanakan, dia menjawab, "Ya, jelas saya tahu".
Bagaimanapun, Pentagon membantah Mattis `kecolongan`. Menurut juru bicara Pentagon, Dana White, topik tersebut sudah dikonsultasikan kepada Mattis.
Dalam pernyataan kepada BBC, White menyebut: "Aliansi kami masih sekuat besi dan memastikan perdamaian serta stabilitas di kawasan tersebut."
AS menempatkan sekitar 30.000 serdadu di Semenanjung Korea. - Getty Images
Apa lagi yang dikatakan Trump?
Dalam serangkaian cuitan pada Selasa (12/06), Trump menulis "tiada batas" apa yang bisa dicapai Korut jika negara itu meninggalkan program senjata nuklirnya.
Dia berterima kasih kepada Kim Jong-un yang "mengambil langkah pertama secara berani menuju masa depan baru yang cerah demi rakyatnya". Trump juga menulis bahwa dunia telah "mengambil langkah mundur dari potensi bencana nuklir".
Apa lagi yang disetujui Trump dan Kim?
Pertemuan kedua figur itu tak terbayangkan beberapa bulan lalu.
Kedua pria yang sempat menyampaikan kata-kata ancaman itu saling berjabat tangan di hadapan rangkaian bendera AS dan Korut.
Dalam pernyataan sesudah pertemuan, kedua negara akan bekerja sama menuju "hubungan yang baru". Adapun AS akan menyediakan "jaminan keamanan" untuk Korut.
Trump berkata:
Kim Jong-un menyepakati bahwa denuklirisasi harus "diverifikasi", tuntutan utama AS sebelum pertemuan
Kim sepakat menghancurkan "lokasi utama uji coba mesin rudal".
Sanksi masih tetap berlaku dan bahwa "kami belum menyerahkan apapun".