Pemilu Malaysia 2018 Ibarat Perang Lansia

Mantan PM Malaysia Najib Razak (kiri) dan PM Mahathir Mohamad
Sumber :
  • REUTERS/Olivia Harris REUTERS/Lai Seng Sin(R)

VIVA – Warga Malaysia melangsungkan Pemilu 2018 pada hari ini, Rabu 9 Mei 2018. Mereka akan memilih calon pemimpin dari dua orang yang bertarung yakni Dato' Sri Haji Mohammad Najib bin Tun Haji Abdul Razak yang merupakan calon petahana dan rivalnya mantan PM Malaysia, Mahathir bin Mohamad.

Apabila banyak Pemilu yang biasa diikuti oleh tokoh-tokoh berpengaruh disematkan sebutan "perang bintang" maka Malaysia kali ini juga mengadakan Pemilu dengan tokoh yang juga sama-sama berpengaruh. Namun baik Razak maupun Mahathir diketahui sama-sama sudah berusia lansia. Oleh karena itu Pemilu Malaysia ibarat perang orang tua alias perang lansia.

Diketahui bahwa Razak lahir pada 23 Juli 1953 dan saat ini berusia 64 tahun. Sementara Mahathir lebih tua lagi. Dia lahir pada 10 Juli 1925 dan usianya pada saat ini 92 tahun. Mahathir Mohamad merupakan PM Malaysia yang keempat dan memimpin sejak tahun 1981 hingga 2003.

Padahal di banyak negara dan menjadi tren global pada saat ini adalah bermunculannya para pemimpin muda. Sayangnya hal tersebut belum terlihat di negeri jiran.

Namun Mahathir sendiri sebagaimana dilansir BBC menjelaskan soal alasannya ingin kembali memimpin Malaysia sekali pun dia sadar usianya tak lagi pantas.

"Saya memang sudah tua dan tak lagi punya banyak waktu. Oleh karena itu saya harus segera bekerja lagi untuk membangun kembali negara ini yang barangkali masih ada kekurangan karena kelalaian saya pada masa lalu," kata Mahathir pada saat dia berkampanye.