Malaysia Gelar Pemilu Hari Ini

Rakyat Malaysia mengibarkan bendera nasional.
Sumber :
  • REUTERS

VIVA – Hari ini warga negara Malaysia akan menggunakan hak pilihnya untuk memutuskan siapa yang akan menjadi Perdana Menteri ke-7 negara tersebut.

Ini merupakan salah satu pemilihan paling panas dalam sejarah Malaysia, dan juga akan menjadi yang terbesar dengan rekor 2.333 kandidat.

Pada pemilu kali ini, Perdana Menteri yang masih berkuasa sejak tahun 2008, Najib Razak, akan melawan Mahathir Mohamad yang juga merupakan mantan PM Malaysia terlama pada periode 1981 dan 2003.

Di umurnya yang ke-92 tahun, Mahathir memutuskan untuk kembali ke pertarungan politik. Jika menang, maka dia akan menjadi pemimpin tertua di dunia.

Pertempuran ini pun bersifat politis sekaligus pribadi sebab Najib merupakan anak didik Mahathir. Menurut Mahathir, perannya dalam kebangkitan Najib merupakan 'kesalahan terbesar dalam hidup.'

Setelah Najib dituduh terlibat dalam skandal korupsi 1MDB pada tahun 2015, Mahathir berbalik menentangnya. Meski telah pensiun dari dunia politik, awal tahun ini Mahathir menyatakan kembali ke politik, bergabung ke koalisi oposisi dengan satu tujuan: menjatuhkan Najib.

Najib adalah pemimpin UMNO, partai politik utama dalam koalisi berkuasa, Barisan Nasional. Sementara Mahathir juga merupakan bagian dari UMNO ketika berkuasa di putaran pertama, kini ia telah mebdirikan partainya sendiri, Parti Pribumi Bersatu, yang bergabung dengan koalisi oposisi, Pakatan Harapan.

Dilansir dari The Guardian, salah satu isu terbesar dalam pemilu Malaysia kali ini adalah korupsi dan biaya hidup. Dugaan peran Najib dalam skandal 1MDB, di mana US$ 2.6 miliar dana pemerintah digelapkan, telah menjadi bagian penting dari oposisi dalam upaya untuk memindahkan pilihan Barisan Nasional.

Peraturan Najib soal pajak barang dan jenis PPN juga banyak mendapat kritik, lantaran menyebabkan biaya hidup sehari-hari kian mahal, sehingga mengurangi biaya hidup telah menjadi inti dari manifesto koalisi.

Survei lembaga independen Merdeka Centre baru-baru ini menyimpulkan bahwa koalisi pimpinan Mahathir, Pakatan Harapan, kemungkinan akan memenangkan 47.3 persen suara populer. Sementara koalisi Barisan Nasional milik Najib, diperkirakan memperoleh suara 40.3 persen.

Jika oposisi menang, maka hal itu akan menjadi yang pertama kalinya sejak Malaysia merdeka tahun 1957.