Bagaimana Membedakan Diplomat Asing dengan Mata-mata

Daniel Craig as James Bond
Sumber :
  • bbc

Sejumlah negara hingga Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) telah mengusir diplomat atau utusan Rusia selama beberapa hari terakhir sebagai solidaritas terhadap Inggris.

Pada 14 Maret, Inggris mengusir sebanyak 23 diplomat Rusia dari London terkait serangan terhadap mantan agen ganda Rusia yang menetap di Inggris, Sergei Skripal.

Perdana Menteri Inggris, Theresa May, mengatakan para diplomat Rusia yang diusir merupakan "petugas intelijen yang tidak diumumkan".

Dengan kata lain, mereka adalah mata-mata.

Pernyataan ini mungkin mengagetkan sebagian orang yang berpikir bahwa tugas diplomat semata-mata bersalaman dan berunding memakai berbagai bahasa asing.

Berdasarkan pernyataan May, bagaimana membedakan diplomat dengan mata-mata?

"Setiap kedutaan di seluruh dunia punya mata-mata," kata Prof Anthony Glees, direktur Pusat Kajian Keamanan dan Intelijen di Universitas Buckingham.

Dan karena setiap negara melakukan praktik yang sama, ada "kesepakatan tidak tertulis" bahwa semua pemerintah "membiarkan" apapun yang terjadi di dalam kedutaan.

Akan tetapi, kesepakatan itu bakal berakhir jika sesuatu terjadi di luar koridor hukum.

"Itulah sebabnya serangan racun terhadap (mantan mata-mata) Sergei Skripal dan putrinya menjadi masalah," ujar Prof Glees.

Tentu saja tidak semua staf kedutaan bekerja sebagai mata-mata ala James Bond.

Kalaupun mengumpulkan informasi, diplomat yang asli melakukan dengan cara legal dan mengikuti aturan yang tertera pada Konvensi Wina tahun 1961.

Tugas mereka berpusat pada tiga bidang, setidaknya yang diatur pemerintah Inggris:

"Ada diplomat-diplomat yang asli," kata Prof Glees.

"Namun, beberapa orang terdaftar sebagai diplomat namun sebenarnya agen intelijen. Semua negara melakukannya," sambungnya.

Orang-orang inilah, menurut Prof Glees, yang bertugas mengumpulkan data intelijen.

"Kerja mata-mata dilakukan oleh agen—yang dibayar, diperas, atau melakukannya atas alasan ideologi," kata Prof Glees.

"Para pejabat di kedutaan yang bertanggung jawab mengelola agen-agen ini sehingga tangan mereka tidak kotor," sambungnya.

Alasan PM Inggris mengusir 23 diplomat dilatarbelakangi oleh hal ini. May secara tegas meyakini bahwa para diplomat Rusia yang diusir dari London sejatinya mata-mata.

Tapi bagaimana dampaknya terhadap Rusia?

"Saya selalu ditanya apakah kita di Inggris menjadi lebih aman karena pengusiran ini," kata Prof Glees.

"Ya, tak perlu diragukan. Tindakan itu adalah pukulan yang sangat, sangat besar terhadap operasi intelijen Rusia. Namun agen-agen intelijen akan masih ada, menunggu seseorang menyuruh mereka karena kita tidak punya kendali atas mereka," pungkasnya.