Putra Mahkota Saudi Beri Kebebasan Wanita Berpakaian
- bbc
VIVA – Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman atau MBS mengatakan bahwa wanita di Saudi, tidak perlu selalu memakai abaya hitam tradisional atau jilbab.
Pangeran berusia 32 tahun itu mengungkapkan bahwa Saudi telah menempuh perjalanan panjang untuk memutar kembali undang-undang yang membatasi perempuan Saudi selama beberapa dekade terakhir.
Menurutnya, wanita Saudi masih belum menerima hak penuh mereka.
"UU tersebut sangat jelas dan diatur dalam Undang Undang Syariah bahwa perempuan harus mengenakan pakaian yang layak dan terhormat," kata Pangeran Mohammad bin Salman sebagaimana dikutip Telegraph, Selasa 20 Maret 2018.
"Peraturan ini bagaimana pun tidak secara khusus menyebut abaya hitam atau penutup kepala hitam. Keputusan itu sepenuhnya diserahkan kepada wanita untuk memutuskan jenis pakaian apa yang layak dan sopan, untuk dipakai," tuturnya.
Abaya hitam berbentuk jubah longgar pada dasarnya tidak wajib digunakan untuk wanita di Saudi. Tetapi, penggunaan abaya bersifat umum, karena dianjurkan Kerajaan yang bersifat konservatif.
Namun, pernyataan Pangeran MBS ini dinilai sebagai cara mewujudkan ambisinya untuk memudahkan kehidupan, hukum, dan kebiasaan sosial Arab Saudi.
Pangeran MbS telah mendorong reformasi domestik yang meluas, sejak dia naik ke kekuasaan, termasuk membiarkan wanita mengemudi sejak Juni 2017. Wanita Saudi juga sudah boleh menghadiri pertandingan sepakbola di stadion dan bergabung dengan militer.
MBS, kini dianggap sebagai salah satu orang paling berkuasa di Timur Tengah dan berpotensi menguasai Arab Saudi selama beberapa dekade, setelah nantinya dia menggantikan Raja Salman, ayahnya yang kini berusia 82 tahun. (asp)