AS akan Gunakan Hewan Laut jadi Pengintai Musuh saat Perang

Seorang teknisi di Angkatan Laut AS sedang bekerja dengan lumba-lumba botol yang dilatih untuk menemukan mineral bawah laut.
Sumber :
  • VIVA/motherboard

VIVA – Militer Amerika Serikat berencana akan memanfaatkan hewan laut untuk menjadi pelacak musuh. Saat ini gagasan pemanfaatan organisme hidup itu sedang dimatangkan dalam program Persistent Aquatic Living Sensors (PALS), yang dinaungi oleh Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) Pentagon.

"Memanfaatkan kemampuan penginderaan makhluk hidup di laut, dapat memperluas kemampuan kita melacak aktivitas musuh dan bisa dilakukan diam-diam," ujar Manajer Program PALS Lori Adornanto dikutip dari laman resmi DARPA, Senin, 26 Februari 2018.

Di laman itu menyebut, secara sederhana ide ini untuk memanfaatkan kemampuan hewan laut yang memang sudah memiliki keahlian alami ketika bereaksi dengan keberadaan kapal didekatnya.

"Program ini berencana mengamati perilaku alami unik organisme laut," ujar juru bicara DARPA Jared Adams seperti dilansir motherboard.

FOTO: Peneliti Indonesia memeriksa bangkai seekor paus yang terdampar beberapa waktu lalu

Ini artinya, jika memang program ini berhasil. Maka militer AS akan bisa mendeteksi aktivitas kapal yang ada di laut. Selain itu, ia juga bisa menjadi pilihan ketimbang mempertahankan penggunaan mesin yang berpotensi mengalami kerusakan, berkarat atau kehabisan tenaga.

"Evolusi memberi organisme laut kemampuan untuk merasakan rangsangan. Bahkan cahaya rendah bukan menjadi penghalang mereka (hewan laut) untuk berburu," ujar DARPA.

Sejauh ini, ide pemanfaatan hewan hidup di lautan untuk menjadi mata-mata ini masih menuai kecaman dari aktivis perlindungan hewan. Namun sepertinya militer AS masih tetap menggulirkan program ini.