Indonesia dan Kamboja Bangun Kerja Sama 'Sister Temple'
- VIVA/Eduward Ambarita
VIVA – Indonesia dan Kamboja sepakat mempererat hubungan bilateral dua negara di antaranya di bidang ekonomi dan bidang kerja sama regional lainnya.
Hal itu disepakati setelah Menteri Luar Negeri RI Retno Lestari Priansari Marsudi bertemu dengan Menteri Luar Negeri Kamboja Prak Sokhonn, Jumat siang, 2 Februari 2018.
Retno menyatakan, Kamboja merupakan mitra dagang yang strategis mengingat selama beberapa tahun terakhir, ada tren positif nilai perdagangan.
"Tahun 2016, nilai perdagangan kedua negara mencapai US$450,74 juta. Nilai perdagangan RI selama 5 tahun terakhir menunjukkan tren meningkat dengan surplus bagi Indonesia," kata Retno di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri di Jakarta.
Menurut Retno, positifnya nilai perdagangan ini juga meningkat tahun 2017. Nilai perdagangan tercatat sebesar US$492,46 juta pada periode Januari hingga November 2017.
Selain itu kata Retno, ada kesamaan karakter di dua negara yaitu kaya dengan situs-situs budaya warisan dunia.
Oleh karena itu sektor pariwisata dan pengembangan budaya bakal digenjot dalam bentuk kerja sama pariwisata "sister temple" untuk mendongkrak jumlah wisatawan yang masuk ke negara masing-masing.
"Kerja sama pariwisata dan kebudayaan antara lain melalui kerja sama sister temple antara Angkor Wat dan Candi Borobudur," ujarnya.
Sementara itu, Prak Sokhonn menyatakan bahwa kerja sama dua negara ini akan ditegaskan kembali dalam Sidang Komisi Bersama (SKB) ke 4. Indonesia akan menjadi tuan rumah untuk mematangkan kembali hubungan bilateral di bidang perdagangan, investasi dan pariwisata.
Setelah bertemu Retno, Prak bersama rombongan langsung menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wapres, petang ini.
"Seperti yang saya katakan kepada ibu Retno di sini untuk menegaskan kembali keinginan kita untuk memajukan hubungan persahabatan dan hubungan dekat antara dua negara," ujar Menlu Kamboja.