Jokowi Dapat Pengawalan Superketat di Afghanistan
- Twitter / @pramonoanung
VIVA – Sebuah bom meledak di Kabul, Ibu Kota Afghanistan, pada Minggu 28 Januari 2018 kemarin. Padahal, Presiden Joko Widodo dijadwalkan berkunjung ke negara itu pada hari ini, Senin 29 Januari 2018.
Menteri Sekretaris Negara Pratikno mengakui, memang banyak yang menyarankan agar Presiden membatalkan lawatannya ke negara yang dipimpin Asraf Ghani itu. Tapi kunjungan tersebut diputuskan tetap dilakukan.
Namun Pratikno mengatakan, pengamanan superketat dari Paspampres dilakukan secara maksimal. Begitu juga dengan pengamanan dari otoritas terkait di Afghanistan.
"Dari pihak Afghanistan sendiri sudah sangat sangat maksimal dengan mekanisme pengamanan," kata Pratikno, di kantornya, Gedung Kemensesneg, Jakarta, Senin 29 Januari 2019.
Sementara itu, dari siaran pers Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin, Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana, sudah bertolak ke Afghanistan dari Bangladesh. Setelah kemarin melakukan serangkaian acara kenegaraan, termasuk mengunjungi pengungsi etnis Rohingya di Cox's Bazar.
Presiden Jokowi setiba di Afghanistan, akan disambut Presiden Ashraf Ghani. Selanjutnya Presiden akan mengikuti serangkaian kegiatan kenegaraan, yaitu Tete-a-Tete, pertemuan bilateral dan memberikan pernyataan pers bersama di Istana Presiden Arg.
Presiden juga akan bertemu dengan High Peace Council (HPC) Afghanistan di Istana Haram Sarai (Wisma Negara). Setelah itu Presiden akan mengikuti jamuan santap siang bersama di Istana Presiden Arg.
Sore harinya, Jokowi akan mengunjungi Istana Darul Aman, yang merupakan agenda penutup kunjungan di negara itu. Dari Bandara Internasional Hamid Karzai, Afghanistan, Jokowi beserta rombongan akan kembali ke tanah air.
Turut ikut dalam kunjungan tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki, dan Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono.
Kemudian, Dirjen Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri/KPN Andri Hadi, Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana, Sekretaris Militer Presiden Marsda TNI Trisno Hendradi dan Komandan Paspampres Mayjen TNI Suhartono. (one)