Begini Strategi Garuda Indonesia Raup Untung di 2018

Direktur Keuangan Garuda Indonesia, Helmi Imam Satriyono.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dusep Malik

VIVA – Kinerja PT Garuda Indonesia Tbk diperkirakan masih merugi sepanjang 2017 lalu. Namun, besarnya kerugian tersebut diyakini perseroan terus berkurang setiap kuartalnya, bahkan hingga tahun ini.

Direktur Keuangan Garuda Indonesia, Helmi Imam Satriyono, mengatakan memang laporan keuangan pada kuartal IV 2017 belum bisa disampaikan kepada media. Namun dia mengakui perusahaannya masih catatkan kerugian.

"Sepanjang 2017 secara umum pertumbuhannya bagus, bahkan kapasitas penumpang dari Januari-November baik. Dan hanya di akhir tahun terganggu [erupsi] Gunung Agung, muncul travel warning sehingga ada reschedule," kata dia di Jakarta, Selasa 23 Januari 2018.

Untuk itu, ia mengungkapkan, ada beberapa strategi yang dilakukan perseroan untuk mendorong keuntungan sepanjang 2018. Salah satunya adalah memanfaatkan seluruh lini bisnis termasuk anak usaha untuk mencari pendapatan.

Hilmi mengungkapkan, pihaknya manargetkan perolehan pendapatan sepanjang 2018 sebesar US$4,9 juta atau tumbuh 19,51 persen dari periode yang sama tahun lalu. Dan, laba bersih ditargetkan dapat mencapai US$8,7 juta.

Adapun hal-hal yang bisa mendorong pencapaian target tersebut yaitu naiknya jumlah penumpang sebanyak 2,5 juta orang sehingga mencapai 26,5 juta pada 2018. Lalu, kenaikan kargo sebesar 15 persen dan naiknya carter pesawat.

"Dari semua potensi pendapatan sepanjang 2018, tentunya kenaikan jumlah penumpang masih kontribusi terbesar, yaitu sekitar US$2,6 juta dolar, lalu kedua adalah pendapatan dari kargo," tegasnya.

Keselamatan Penerbangan

Sementara itu, dibalik upaya mendorong keuntungan perusahaan sepanjang 2018, Garuda Indonesia memastikan tak ada upaya efisiensi yang dapat membahayakan keselamatan penerbangan.

Direktur Operasional Garuda, Capt Triyanto Moeharsono mengungkapkan efisiensi yang dilakukan perusahaan tidak mengganggu operasional penerbangan sehingga hanya memanfaatkan sumber dari potensi lini bisnis yang dimiliki.

Dengan demikian, faktor keselamatan penerbangan menjadi fokus utama perusahaan dalam melakukan efisiensinya. Dan saat ini Garuda Indonesia masih menerbangkan 144 pesawat dari berbagai jenis dengan capaian accident sebesar 0,32 persen di bawah yang diperbolehkan sebesar 0,76 persen. (ren)