AS Sering Shutdown, Bos BI: Dampaknya ke RI Minim Sekali
- REUTERS/Darren Whiteside
VIVA – Pemerintah Amerika Serikat secara resmi telah memutuskan penghentian layanan pemerintahan atau Shutdown pada akhir pekan lalu dan berakhir hari ini. Shutdown ini dilakukan akibat tidak tercapainya kesepakatan anggaran pada tahun 2018.
Imbasnya, pelayanan pemerintah AS sempat terhenti, pegawai negeri sipil di AS juga bakal dirumahkan tanpa menerima gaji. Kondisi serupa pun pernah terjadi pada 2013 silam, saat era Presiden Barack Obama.
Lantas bagaimana dampaknya ke ekonomi ke Indonesia?
Menurut Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo, fenomena ekonomi yang terjadi di Negeri Paman Sam itu dampaknya hanya bersifat temporer. Pengaruhnya pun tidak terlalu terasa di Indonesia, baik untuk nilai tukar rupiah, dan aspek perekonomian lainnya.
"Shutdown di Amerika ini bukan yang pertama kali dan kami melihat dampaknya temporer dan dampaknya kepada Indonesia ini minim sekali," kata Agus ditemui di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa 23 Januari 2018.
Sebab, penutupan layanan pemerintahan AS itu tidak lantas menutup semua kegiatan yang ada di pemerintahan. Sebagian kegiatan penting diyakini masih berjalan normal.
"Karena kalau shutdown juga bukan berarti seluruh institusinya berhenti, tapi hanya sebagian dan itu di tingkat federal," jelas dia.
Agus pun menilai jika ada dampak ke Indonesia, maka akan positif. Di satu sisi, diyakini pemerintah AS tetap berupaya segera menyelesaikan Shutdown AS tersebut.
"Saya secara umum enggak bisa komentar banyak, tapi saya meyakini bahwa di Amerika pun para pemangku kepentingan atau stakeholder tahu bahwa ini bukan sesuatu yang baik untuk ada government shutdown," tutup dia. (one)