3 Penyebab Utama Pengusaha Susah Keluar dari Lingkaran Utang
- Pixabay/Stevepb
VIVA – Sebagai pengusaha, penting untuk mengetahui perbedaan antara utang baik an utang buruk. Utang yang baik dikatakan datang dalam bentuk pinjaman dan digunakan untuk menambah aset produkti yang bertukuan untuk meningkatkan keuntungan perusahaan.
Sebaliknya, utang yang buruk adalah utang yang tidak bisa digunakan untuk pengembangan bisnis dan menambah aset perusahaan. Utang jenis ini biasanya yaitu digunakan untuk membeli barang-barang yang tidak produktif dan tidak berguna untuk perusahaan.
Mark J Kohler dan Randall A Luebke melalui bukunya yang berjudul Panduan Pemilik Bisnis mengungkapkan, setidaknya ada tiga alasan mengapa pengusaha masuk ke dalam linggkaran utang buruk, berikut penjelasannya seperti dilansir dari Entrepreneur, Jumat 19 Januari 2018.
1. Naik turunnya arus kas
Tidak ada yang lebih menggembirakan bagi pebisnis atau pengusaha saat uang tunai masuk ke kas perusahaannya. Namun, pemilik bisnis sering meremehkan kenaikan dan penurunan dramatis yang terjadi pada kas mereka.
Akhirnya kartu kredit diandalakan untuk menambal gejolak keuangan yang terjadi. Dengan harapan bulan depan utang kartu kredit itu bisa dilunasi, padahal tidak. Krisis di perusahaan pun dimulai.
2. Terlalu mengandalkan bisnis
Sering kali, seorang pengusaha menggantungkan dirinya dari bisnis yang dimiliki. Celakanya, bisnis yang dibuatnya itu belum bisa jadi andalan penghidupan karena masih rintisan.
Ini membutuhkan cadangan dan waktu untuk menciptakan arus kas yang konsisten. Pertahankan pekerjaan kedua atau penghasilan lain dalam hubungan keluarga Anda untuk memberi bisnis beberapa ruang bernapas.
3. Terlalu percaya diri
Terkadang pengusaha bisa menggunakan utang produktif dan percaya bahwa mereka bersikap bijak dan berhati-hati. Namun kadang kenyataannya tidak seperti itu.
Pengusaha yang sukses meraup uang dibeberapa tahun awal bisnis cenderung memutuskan untuk memperluas dan meningkatkan utang untuk ekspansi secepat mungkin. Tapi kadang kesuksesan itu juga mengubah gaya hidup mereka ke tingkat pendapatan baru mereka.
Jika tidak bisa di rem, hal itu bisa menghancurkan bisnis mereka. Sehingga pada akhirnya gagal untuk membayar utang dan pada akhirnya kehilangan bisnis mereka.