Wajah Muslim Uighur Jadi Uji Coba China Tangkal Teroris
- gefda.de
VIVA – Pemerintah China siap menggunakan teknologi pengawasan canggih untuk mengawasi gerak gerik etnis minoritas di Xinjiang yang didominasi oleh muslim etnis Uighur. China akan menggunakan teknologi pengenalan wajah untuk memperkuat pengawasan pada minoritas muslim tersebut.
Pengawasan berbasis deteksi wajah untuk minoritas muslim ini dikabarkan sebagai program percontohan untuk menggagalkan serangan teroris. Dalihnya, dengan mengumpulkan data biometrik dari jutaan warga yang berusia antara 12 sampai 65 tahun, pemerintah Negeri Tembok Besar ini akan mudah pengawasannya.
Nantinya data biometrik warga itu akan dikoneksikan dengan kartu identitas warga China.
Dikutip dari Engadget, Kamis 18 Januari 2018, pengawasan dengan melibatkan teknologi pengenalan wajah ini akan dikelola oleh kontraktor pertahanan negara.
Menurut sumber anonim yang mengetahui rencana program ini, pada perangkat deteksi wajah itu nantinya akan mengirimkan peringatan dan pemberitahuan ke autoritas saat target melampaui zona aman 300 meter.
Proyek deteksi ini akan mencocokkan wajah dari rekaman kamera pengawasan sampai mengawasi daftar terduga.
Usut punya usut, autoritas di Xinjiang telah mengeksperimen proyek pengawasan ini sejak awal 2017. Namun tak banyak yang tahu.
Penambahan sistem pengenalan wajah ini bakal dikelola dengan bantuan perusahaan kecerdasan buatan.
Hal ini untuk makin cepat menerjemahkan banyak bukti video, melacak tersangka dan memprediksikan kejahatan.
Pakar terorisme dari China, Yang Shu mengatakan sistem pengawasan di Xinjiang sangat berguna dalam membantu memecahkan dan menganalisis apa yang menjadi biang kekerasan.
"Teknologi tinggi bisa menjamin keamanan tanpa mengganggu aktivitas normal warga," ujar Shu dikutip dari The Guardian.
Langkah autoritas China itu mendapat protes dari aktivis HAM pada Human Right Watch. China memang telah memberlakukan pengawasan ketat kebebasan beragama di wilayah kantung muslim Uighur tersebut yang populasinya berjumlah 10 juta warga. Selain itu, China juga ketat membatasi perjalanan di wilayah etnis minoritas muslim tersebut.
Dalam pengawasan, China memang dikenal sebagai raja dalam sistem pemantauan warga. tercatat ada 170 juta kamera CCTV di seluruh negeri Tirai Bambu itu. Bahkan China tak puas, dalam tiga tahun ke depan, autoritas itu berencana memasang 400 juta CCTV baru.