Milenial Tak Mampu Beli Rumah, Begini Pandangan Pengusaha

Bangunan properti apartemen kantor perkantoran di Jakarta malam hari.
Sumber :
  • REUTERS/Beawiharta

VIVA – Ketua Kamar Dagang dan Industri, atau Kadin Indonesia, Rosan Perkasa Roeslani, menanggapi isu soal kaum milenial tidak mampu membeli rumah pada 2020.

Ia mengaku tak sepakat dengan hal itu, sebab harga properti dinilainya akan semakin turun dengan adanya perkembangan teknologi.

"Memang, untuk tinggal tidak harus di pusat kota. Saya rasa, kalau tahun 2020 pastinya teknologi akan semakin maju. Semestinya, biaya-biaya pembangunan properti akan lebih terjangkau," ujar Rosan, ditemui di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin malam, 8 Januari 2018.

Menurut Rosan, tinggal di apartemen bagi kaum milenial bukan masalah yang besar. Justru, itu akan sesuai dengan karakteristik kaum milenial itu sendiri.

"Saya sih, tidak terlalu pesimis bahwa tahun 2020 akan semakin berat (untuk beli properti). Enggak lah. Di pinggiran kota, mereka juga lebih senang tinggal di apartemen kok, daripada di landed house (rumah tapak)," katanya.

Ia pun menekankan, harga rumah sewaktu-waktu bisa turun dengan adanya perkembangan teknologi dalam pembangunan rumah. "Ya lah (bisa turun), sekarang saja bikin rumah, saya lihat bisa 15 menit," ujar dia.

Dari kalangan pengusaha sendiri tahun ini disebut akan lebih gencar mendorong pembangunan properti untuk golongan menengah bawah. Sebab, untuk konsumsi properti golongan menengah atas diprediksi akan sulit untuk tahun ini.

"Properti untuk menengah, high-end masih cukup berat. Kalau saya ngomong dengan kawan-kawan pengusaha, mereka belum masuk ke situ dulu. Tetapi, kalau properti yang masih terjangkau satu miliar ke bawah masih oke sih (konsumsinya)," tutur dia.