Harga Minyak Dunia Meroket, DPR Minta BBM Jangan Naik

SPBU Paloh Sukseskan BBM Satu Harga di Daerah Terluar
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

VIVA – Harga minyak mentah Brent menembus di kisaran US$65 per barel dalam beberapa waktu belakangan ini. Hal ini menjadi perhatian pemerintah mengingat harga bahan bakar minyak, atau BBM bersubsidi dievaluasi berdasarkan harga minyak dunia. 

Anggota Komisi VII DPR RI, Andi Yuliani Paris, meminta pemerintah dan PT Pertamina jangan langsung menaikkan harga BBM, karena kenaikan ini. Sebab, saat ini Indonesia tengah memfokuskan kebijakan BBM satu harga dan harga yang terjangkau untuk wilayah terpencil.

"DPR akan dorong dulu BBM satu harga. Kita evaluasi dulu. Jangan sampai nanti harga minyak naik itu otomatis itu kan harus menaikkan harga yang di BBM satu harga itu kan," kata Andi ditemui di sela acara Pertamina Energy Forum (PEF) 2017 di Jakarta, Rabu 13 Desember 2017. 

Dia mengatakan, langkah menaikkan harga BBM jenis premium dan solar yang diatur pemerintah akan membuat daerah terpencil terkena imbasnya. Di satu sisi, diakui dia, 2018 merupakan tahun politik, sehingga pemerintah pun akan berupaya agar kondisi Indonesia tetap aman.

“Sebab itu, pasti DPR ingin dengan adanya kebijakan BBM satu harga ini. Jangan dulu lah menaikkan harga BBM. Supaya tidak ada implikasi terhadap pelaksanaan BBM satu harga. Otomatis itu kan punya impact," katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, harga minyak mentah yang terus naik dan tidak diiringi kenaikan harga BBM yang diatur pemerintah seperti Premium dan Solar, membuat PT Pertamina harus kehilangan potensi pendapatan sebesar Rp19 triliun, pada sembilan bulan pertama 2017.