Holding BUMN Migas Wacana 20 Tahun Lalu yang Belum Terwujud
- Antara/Wahyu Putro
VIVA – Komisaris Utama PT Pertamina, Tanri Abeng angkat bicara soal pembentukan Holding BUMN di bidang minyak dan gas bumi. Hal ini bukanlah wacana baru, tetapi direncanakannya saat ia dahulu menjabat sebagai menteri Badan Usaha Milik Negara.
Secara konsep, Ia setuju pembentukan Holding BUMN Migas dilakukan secepatnya. Namun, menurutnya itu masih menunggu keputusan dari Kementerian BUMN selaku pemegang saham PT Pertamina.
"Holding sudah 20 tahun lalu saya rencanakan saat mulai bangun kementerian. Tapi setelah itu, setelah 19 tahun, baru dua holding (terbentuk). Setelah ibu rini, dia betul-betul realisasi rencana ini," kata Tanri di sela acara Pertamina Energy Forum (PEF), Jakarta, Rabu 13 Desember 2017.
Ia menegaskan, pembentukan Holding tidak hanya akan membuat perusahaan menjadi skala besar, namun juga bersinergi di dalamnya. Sehingga BUMN akan menjadi kuat, efisien, baik dari sisi pengadaan, pendanaan dan lain sebagainya.
"Karena ada sinergi di dalem dia punya kapasitas khususnya dalam cari sumber pendanaan," ujar dia.
Misalnya sambung dia, jika dalam holding ada perusahaan lemah dalam keuangan, maka di dalam holding, dia akan mudah mencari sumber pendanaan.
"Jadi, harus punya power negosiasi mulai dari sumber pendanaan, bahan baku itu jadi lebih kuat," kata dia.
Untuk Holding Migas sendiri, yang nantinya akan menggabungkan PT Pertamina dan PT PGN Tbk,. Sementara itu, mengenai anak usahanya, yakni PT Pertagas apakah akan dilebur, atau justru berdiri sendiri, Tanri mengatakan itu masih dalam pembahasan.
"Sementara, kalau mau efisien menurut saya barangkali Pertagas bisa di-collapse, tetapi bisa saja berdiri sendiri. Nah, itu dia harus dilihat dulu, kalau jika di-collapse masuk ke PGN lebih efisien mungkin lebih bagus itu, kan sama-sama dimiliki Pertamina," kata dia.